Rabu, 18 November 2015

METROLOGI INDUSTRI

METROLOGI INDUSTRI

 
Metrologi (ilmu pengukuran) adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran, kalibrasi dan akurasi di bidang industriilmu pengetahuan dan teknologi. Metrologi mencakup tiga hal utama:
1.   Penetapan definisi satuan-satuan ukuran yang diterima secara internasional (misalnya meter)
2.   Perwujudan satuan-satuan ukuran berdasarkan metode ilmiah (misalnya perwujudan nilai meter menggunakan sinar laser)
3.   Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan merekam nilai dan akurasi suatu pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan itu (misalnya hubungan antara nilai ukur suatu mikrometer ulir di bengkel dan standar panjang di laboratorium standar)
Metrologi dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama dengan tingkat kerumitan dan akurasi yang berbeda-beda:
1.   Metrologi Ilmiah: berhubungan dengan pengaturan dan pengembangan standar-standar pengukuran dan pemeliharaannya.
2.   Metrologi Industri: bertujuan untuk memastikan bahwa sistem pengukuran dan alat-alat ukur di industri berfungsi dengan akurasi yang memadai, baik dalam proses persiapan, produksi, maupun pengujiannya.
3.   Metrologi Legal: berkaitan dengan pengukuran yang berdampak pada transaksi ekonomi, kesehatan, dan keselamatan.
PENGERTIAN METROLOGI INDUSTRI
Sebetulnya, dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan sesuatu yang sifatnya harus diukur. Setiap saat kita harus memperhatikan waktu, setiap saat kita harus memperhatikan jarak atau panjang sesuatu, saat-saat tertentu kita harus memperhatikan berat sesuatu, setiap saat kita merasakan panas (suhu) sekitar, dan sebagainya. Dengan kata lain bahwa pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari apa yang dinamakan pengukuran.
Penggunaan kata pengukuran disini dikhususkan pada masalah pengukuran hasil-hasil industri yang menyangkut masalah pengukuran bentuk, pengukuran kehalusan permukaan, dan yang terbanyak adalah pengukuran dimensi (ukuran) dari suatu produk.
Kini kita berada pada era yang serba otomatis, kemajuan dan perkembangan teknologi menghasilkan barang-barang atau produk yang sangat bagus bentuknya, canggih konstruksinya, dan presisi ukurannya. Salah satu dari sekian banyak hasil kemajuan teknologi itu misalnya alat untuk mengukur, dalam hal ini mengukur hasil-hasil industri atau pabrik. Dengan alat ukur yang serba canggih ini kita dapat mengukur semua hasil produksi maupun benda lain disekitar kita dengan cara yang mudah dan tepat. Bahkan benda yang tidak dapat dilihat misalnya suara, dapat diukur kecepatannya maupun getarannya. Ini semua karena adanya perkembangan peradaban manuasia yang semakin maju yang setiap saat selalu berusaha menghasilkan sesuatu yang baru dengan memanfaatkan kekayaan alam. Akan tetapi, bila kita menengok sejenak ke belakang, ke zaman purba, timbul pertanyaan: apakah yang dilakukan oleh manusia pada masa itu untuk menyelesaikan masalah pengukuran?
Untuk itu, ada baiknya pula dilihat lagi sedikit sejarah tentang beberapa bangsa yang telah menangani masalah pengukuran terutama pengukuran panjang yang mempunyai dimensi bentuk yang bermacam-macam.
Sejak manusia mulai berkembang alam pemikirannya, masalah dimensi pengukuran mereka rasakan sebagai sesuatu yang sangat esensial. Untuk dapat mengkomunikasikan masalah pengukuran ini mereka mencari cara yang termudah. Berdasarkan sejarah, ada satu bangsa yang telah menggunakan sebagian anggota badan manusia untuk menentukan suatu satuan atau standar pengukuran. Mereka menggunakan tangan dan kaki sebagai alatnya. Kita tahu bahwa ribuan tahun yang lalu bangsa Mesir kuno telah berhasil membangun sebuah bangunan yang sangat terkenal hingga saat ini yaitu Piramid.
Alat ukur macam apakah yang mereka gunakan untuk menentukan besarnya bahan-bahan bangunan tersebut? Sebagian besar alat ukur yang digunakan ternyata sangat sederhana sekali yang dapat dilihat pada contoh-contoh berikut ini:

Gambar 1.1. Standar Cubit. (Dikutip dari Machine Tool Practice).
Gambar 1.2. Span (Machine Tool Practice).
Gambar 1.3. Palm. (Machine Tool Practice).
Gambar 1.4. Digit (Machine Tool Practice).
Dari gambar 1.1. dapat dijelaskan bahwa satu Cubit panjangnya adalah sama dengan panjang siku tangan yaitu dari ujung siku sampai ke ujung jari tengah. Ada beberapa kelemahan dari alat ini yang salah satunya adalah sulit didapatkan dua orang yang panjang sikunya sama persis satu sama lain. Oleh karena itu dari alat ukur ini kemudian dibuatkan standarnya yang terbuat dari bahan batu granit hitam. Standar ini lebih dikenal dengan nama Royal Cubit dan disimpan serta dipelihara dengan aman ditempat tertentu. Hal ini dilakukan karena Royal Cubit ini digunakan sebagai alat untuk mengkalibrasi atau mengecek duplikasi cubit-cubit yang lain yang tersebar di berbagai tempat yang digunakan sebaai alat ukur standar kerja (pabrik). Dari standar cubit ini kemudian diturunkan lagi beberapa satuan yang lain.
Gambar 1.2. menunjukkan besaran Span yang panjangnya adalah sama dengan satu jengkal jari tangan manusia. Kalau dihubungkan dengan standar cubit maka satu span kira-kira sama dengan setengah cubit. Atau bila dikaitkan denga satuan inchi yang ada sekarang maka satu span kira-kira sama dengan sembilan inchi.
Gambar 1.3. menunjukkan besaran Palm yang panjangnya adalah selebar telapak tangan manusia. Kalau dikaitkan dengan standar cubit maka satu palm panjangnya kira-kira sama dengan satu per enam cubit atau kira-kira sama dengan tiga inchi.
Sedangkan gambar 1.4. menunjukkan besaran Digit yang panjangnya adalah sama dengan selebar ujung jari tengah tangan manusia. Kalau dikaitkan dengan standar cubit maka satu digit kira-kira sama dengan satu per dua puluh empat cubit, atau kira-kira sama dengan tiga perempat inchi.
Pada masa Romawi kuno juga sudah dikenal satuan inchi yang panjangnya adalah sama dengan selebar ujung jari tangan manusia. Satuan inchi ini lebih dikenal dengan nama Thumb-Breadth. Gambar 1.5. menunjukkan besarnya Thumb-Breadth.
Pada masa kerajaan Inggris dibawah pimpinan King Edward II juga dikenal adanya satuan inchi yang panjangnya adalah sama dengan panjang tiga buah biji jagung yang kering dan keras yang diletakkan secara berjajar, lihat gambar 1.6. Juga pada masa kerajaan Inggris di abad ke-16 di kenal satuan Rod yang panjangnya kira-kira sama dengan enam belas setengah feet, l
 
Gambar 1.5. Thumb Breadth. (Machine Tool Practice)
 
Gambar 1.6. Inchi. (Machine Tool Practice)
Dari uraian diatas maka secara umum dapat dikatakan bahwa Metrologi adalah ilmu yang mempelajari masalah pengukuran.
Pengukuran di sini hanya yang berkaitan erat dengan perindustrian. Dalam bidang perindustrian biasanya banyak melibatkan ilmu pengetahuan keteknikan. Pengukuran di bidang keteknikan itu tidak hanya menyangkut pengukuran panjang saja, tetapi juga menyangkut pengukuran suara/bunyi, getaran, tekanan, tegangan, gaya, puntiran, usaha, kecepatan aliran zat cair dan temperatur. Buku ini tidak akan membicarakan secara menyeluruh mengenai jenis pengukuran seperti yang telah disebutkan diatas. Akan tetapi lebih dipersempit lagi pada masalah-masalah: geometris suatu produk, pengukuran panjang dengan berbagai bentuk, pengukuran sudut dengan berbagai bentuk, dan disinggung pula sedikit mengenai kontrol kualitas. Karena penggunaan kata metrologi ini akan dikaitkan dengan masalah geometris produk industri maka akan lebih tepat lagi kalau istilah metrologi lebih di khususkan lagi dengan istilah Metrologi Industri. Dengan pengertian metrologi industri tidak hanya semata-mata ilmu pengukuran. Akan tetapi, pengertian metrologi industri lebih mengkhususkan pada pengukuran geometris suatu produk dengan cara dan alat yang tepat sehingga hasil pengukurannya mendekati kebenaran dari keadaan yang sesungguhnya.
Untuk dapat melakukan proses pengukuran dengan tepat maka setiap orang, apalagi mereka yang bekerja di bidang keteknikan tidak bisa tidak harus mempelajari metrologi industri. Yang dipelajari dalam metrologi industri tidak hanya menyangkut cara menggunakan alat ukur saja, tetapi juga mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah pengukuran.

0 comments:

Posting Komentar

popcash