Senin, 12 Juni 2017

Media Grafis



Media Grafis
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

Pembelajaran di dalam kelas menuntut guru untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar. Salah satu dari jenis media adalah media grafis. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005, hlm. 68) mendefinisikan “media grafis sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Sedangkan menurut Ahmad Rohani (1997, hlm. 20) “media grafis adalah semua media yang mengandung grafis”. Selanjutnya Asyhar (2012, hlm. 102) berpendapat bahwa “media grafis adalah visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa”.
Sadiman, dkk. (2005, hlm. 28) mengemukakan bahwa “media grafis merupakan media visual yang bertujuan untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan”. Pesan yang disampaikan ini berupa simbol-simbol komunikasi visual. Hal ini sejalan dengan Angkowo dan Kosasih (2007, hlm. 13) yang menyatakan “media grafis merupakan pesan yang akan disampaikan dan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual”.
Dina Indriana (2011, hlm. 64) mengemukakan “media grafis merupakan media visual yang menyajikan fakta, ide, dan gagasan melalui kata-kata, kalimat, angka-angka, dan berbagai simbol atau gambar. Media grafis juga diartikan sebagai “suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan, atau simbol visual yang lain dengan maksud untuk mengikhtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data, atau kejadian” (Senad dalam Suharjo, 2006, hlm. 111).
Berdasar pendapat tersebut, ditarik garis besar bahwa media grafis adalah semua media visual yang menyajikan fakta, gagasan, atau kejadian melalui kombinasi pengungkapan kata, kalimat, angka, gambar, ataupun simbol-simbol visual yang lain. Media grafis mengutamakan indera penglihatan dengan menuangkan pesan simbol komunikasi visual dan simbol pesan yang harus dipahami.
Media grafis merupakan media visual yang digunakan dalam pembelajaran. “Media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima” (Sadiman, dkk., 2005, hlm. 28). Sedangkan Asyhar (2012, hlm. 89) mengungkapkan bahwa “ada beberapa fungsi media grafis yaitu dapat memperlancar pemahaman siswa, memperkuat ingatan, menarik perhatian siswa, dan memberikan hubungan antara isi dan materi pelajaran dengan dunia nyata”. Di sisi lain Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2011, hlm. 20) mengungkapkan “fungsi media grafis yaitu menarik perhatian dan minat dalam menyampaikan informasi tertentu secara cepat dan memvisualisasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan dalam bentuk yang ringkas dan padat”.
Berikut langkah-langkah penggunaan media grafis menurut Ruminiati (2007, hlm. 2.23), sebagai berikut:
1. Menganalisis pokok bahasan yang akan dituangkan dalam bentuk grafis.
2. Menyiapkan bahan-bahan yang digunakan.
3. Memeragakan media grafis tersebut sehingga dapat dilihat jelas oleh seluruh siswa.
4. Guru menjelaskan materi pelajaran melalui media grafis yang telah disiapkan sekaligus menanamkan nilai moral dan norma yang menjadi tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa jenis media grafis menurut Sadiman, dkk. (2009, hlm. 29), di antaranya gambar/foto, sketsa, diagram, bagan (charts), grafik (graphs), kartun, poster, peta, dan globe. Secara rinci dijabarkan, sebagai berikut:

1. Gambar/foto

Media Grafis

Dina Indriana (2011, hlm. 64-65) menyatakan “gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi”. Media gambar atau foto ini mampu memberikan detail dalam bentuk gambar apa adanya. Jadi, gambar/foto merupakan media yang paling umum dipakai.

2. Sketsa
Media Grafis

Suharjo (2006, hlm. 112) menyatakan “sketsa sebagai gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok dari bentuk obyek tanpa detail”. Hal ini sejalan dengan pendapat Sadiman, dkk. (2009, hlm. 33) yang mengartikan sketsa sebagai “gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok tanpa detail. Jadi, sketsa adalah gambar sederhana atau draft kasar yang tidak melukiskan bagian-bagian pokoknya secara detail.

3. Diagram

Media Grafis

Sadiman, dkk. (2009, hlm. 33) menyatakan “diagram adalah suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol yang menggambarkan struktur dari obyek secara garis besar”. Diagram menunjukan hubungan yang ada antar komponen atau sifat-sifat proses yang ada. “Diagram adalah suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik terutama dengan garis-garis” (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005, hlm. 33). Dari sejumlah pendapat tersebut, dipahami diagram adalah gambaran sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol yang menggambarkan struktur dari obyek secara garis besar dan dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik.

4. Bagan (charts)

Media Grafis

Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, dan James D. Russell (2011, hlm. 327) mengungkapkan bagan (charts) merupakan “representasi visual dari hubungan yang abstrak seperti kronologis, kuantitas, dan hierarki. Suharjo (2006, hlm. 112) menyatakan “bagan merupakan penyajian ide-ide atau konsep-konsep secara visual yang sulit hanya disampaikan secara tertulis atau lisan”. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005, hlm. 27) mendefinisikan “bagan sebagai kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan”. Maka, fungsi utama bagan adalah menunjukan hubungan, perbandingan, jumlah relatif, perkembangan, proses, klarifikasi, dan organisasi.

5. Grafik (graphs)

Media Grafis

Sadiman, dkk. (2009, hlm. 40) mendifinisikan “grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis, atau gambar”. Grafik menyediakan representasi visual dari data angka-angka. “Mereka (grafik) menggambarkan hubungan di antara unit-unit data dan kecenderungan dalam data” (Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, dan James D. Russell, 2011, hlm. 329). Dari pendapat tersebut dipahami bahwa grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis, atau gambar yang merupakan representasi visual dari data angka-angka. Grafik berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu obyek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.

6. Kartun
Media Grafis

Sadiman, dkk. (2009, hlm. 45) menyatakan “kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu”. Sedangkan Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, dan James D. Russell (2011, hlm. 331) mendefinisikan “kartun adalah coretan garis yang merupakan karikatur kasar dari orang-orang, hewan, atau kejadian fiksi atau nyata”. Jadi, kartun adalah suatu gambar interpretatif yang merupakan karikatur kasar dari orang-orang, hewan, atau kejadian fiksi atau nyata.

7. Poster
Media Grafis

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005, hlm. 51) mendefinisikan “poster sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya”. Poster menggabungkan kombinasi visual dari gambar, garis, warna, dan kata. “Mereka (poster) dimaksudkan untuk menarik dan mempertahankan perhatian pemirsa cukup lama untuk mengomunikasikan pesan singkat, biasanya yang bersifat persuasif (Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, dan James D. Russell, 2011, hlm. 329). Pendapat senada diungkapkan oleh Suharjo (2006, hlm. 113) “poster merupakan media grafis perpaduan antara gambar dengan tulisan untuk menyampaikan informasi, saran, seruan, peringatan, dan ide-ide lain”. Berdasar pendapat tersebut, disimpulkan bahwa poster adalah media grafis yang memadukan antara gambar dengan tulisan untuk menyampaikan informasi, saran, seruan, peringatan, dan ide-ide lain guna menarik dan mempertahankan perhatian pemirsa supaya cukup lama tertanam dalam ingatannya.

8. Peta dan globe
Media Grafis

Media Grafis

Suharjo (2006, hlm. 113) mengartikan “peta adalah penyajian visual yang merupakan gambaran datar dari permukaan bumi atau sebagian dari padanya dengan menggunakan titik-titik, garis-garis, dan simbol visual lainnya sehingga dapat menggambarkan lokasi suatu tempat, luas, jarak antar tempat, dan keadaan dalam bentuk perbandingan dengan skala tertentu”. Peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. “Peta adalah penyajian visual dari muka bumi atau model” (Sudarwan Danim, 2010, hlm. 21). Peta dan globe berbeda secara gradual, akan tetapi saling melengkapi. Jadi, peta dan globe adalah penyajian visual permukaan bumi, peta berbentuk datar sedangkan globe menyerupai bola bumi.
Pada penggunaan media grafis dalam pembelajaran, tentu ditemui beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah beberapa kelebihan media grafis menurut Sadiman, dkk. (2005, hlm. 29-30), antara lain:
1. Sifatnya konkret. Media grafis lebih realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2. Grafis dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, obyek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke obyek atau peristiwa tersebut.
3. Media grafis dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4. Media grafis dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apapun, dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
5. Media grafis murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.
Sedangkan kelemahannya, di antaranya:
1. Media grafis hanya menekankan persepsi indera penglihatan.
2. Media grafis yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
3. Ukuran media grafis sangat terbatas untuk kelompok besar.

Referensi
Angkowo, R., & Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo.
Ashyar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.
Danim, S. (2010). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Pengajaran, Mengenal, Merancang, dan Mempraktikannya. Yogyakarta: DIVA Press.
Rohani, A. (1997). Media Intruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Ruminiati (2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sadiman, A. S., dkk. (2005). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT Raja Grafindo Persada.
Sadiman, A. S., dkk. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russell, J. D. (2011). Instructional Technology & Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudjana, N., & Rivai, A. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, N., & Rivai, A. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suharjo (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar, Teori, dan Praktik. Jakarta: Depdiknas Dirjend Dikti Direktorat Ketenagaan.

0 comments:

Posting Komentar

popcash