Variabel dalam Penelitian
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Penelitian merupakan proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Agar proses penelitian berjalan dengan lancar, maka peneliti ditekankan untuk membuat rancangan penelitian. Untuk itu, hal yang perlu diingat adalah seluruh komponen penelitian harus terjalan secara serasi dan tertib.
Salah satu komponen penelitian yang memiliki arti penting yang berkaitan dengan proses penelitian secara komperhensif adalah variabel penelitian. Variabel merupakan atribut sekaligus obyek yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Komponen variabel penting untuk menarik kesimpulan atau inferensi dalam suatu penelitian.
Variabel merupakan sesuatu obyek pengamatan penelitian atau sering juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala yang akan diteliti. Menurut Kerlinger (2006, hlm. 49) “variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi”. Sedangkan Sugiyono (2009, hlm. 60) menyatakan bahwa “variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Di sisi lain, Suharsimi Arikunto (1998, hlm. 99) berpendapat bahwa “variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi perhatian atau suatu titik perhatian suatu penelitian”.
Bertolak dari sejumlah pendapat tersebut, ditarik garis besar bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut dan sifat atau nilai, orang, faktor, perlakuan terhadap obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Tuckman (1988, hlm. 58) menjelaskan macam-macam jenis variabel penelitian, sebagai berikut:
1. Variabel independen (variabel bebas)
Variabel independen merupakan variabel stimulus atau input, variabel yang merupakan faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan variabel tersebut dengan suatu fenomena yang diamati. Jika seorang peneliti ingin mempelajari hubungan antara dua variabel X dan Y, akan muncul pertanyaan di dalam dirinya yaitu “apakah yang akan terjadi pada Y jika saya membuat X lebih besar atau lebih kecil?” peneliti tersebut sedang memikirkan variabel X sebagai variabel independen. Variabel tersebut akan dimanipulasi oleh peneliti sehingga menjadi penyebab perubahan beberapa variabel yang lain.
2. Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel dependen merupakan variabel respon atau output, variabel yang merupakan sebuah aspek yang diamati untuk perilaku sebuah obyek penelitian yang telah diberikan stimulus. Variabel dependen merupakan faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan efek dari variabel independen. Efek tersebut dapat berupa faktor yang muncul, menghilang, atau faktor-faktor lain yang bervariasi bergantung pada apa yang telah peneliti lakukan pada variabel independen. Variabel ini merupakan variabel yang akan berubah sebagai sebuah hasil dari perubahan variabel independen.
3. Variabel moderator
Variabel moderator dideskripsikan sebagai suatu jenis variabel independen khusus, sebuah variabel independen sekunder yang dipilih untuk dipelajari dan digunakan untuk menentukan apakah variabel tersebut mempengaruhi hubungan antara variabel independen utama dan variabel dependen. Variabel moderator dapat didefinisikan juga sebagai faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menemukan apakah variabel tersebut mengubah hubungan variabel independen untuk sebuah fenomena yang diamati. Jika peneliti tertarik untuk mempelajari efek dari variabel independen X terhadap variabel dependen Y tetapi peneliti mencurigai apakah hubungan antara X dan Y dipengaruhi oleh level faktor ketiga Z, maka Z dapat dianalisis sebagai variabel moderator.
Perhatikan ilustrasi berikut, peneliti ingin membandingkan efektivitas dari pendekatan visual (menggunakan gambar) dan pendekatan auditory (menggunakan pemutar suara) untuk mengajar materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Lebih lanjut peneliti mencurigai bahwa salah satu metode mungkin lebih efektif untuk siswa yang belajar dengan gaya belajar auditory. Ketika seluruh siswa diuji secara bersama-sama untuk penilaian di akhir pembelajaran, hasil dari kedua pendekatan mungkin memiliki kesamaan, tetapi ketika pebelajar visual dipisahkan dengan pebelajar auditory, kedua pendekatan tersebut mungkin akan menghasilkan hasil yang berbeda pada setiap kelompok. Sehingga gaya belajar dipandang sebagai variabel moderator yang menghubungkan antara pendekatan pembelajaran (variasi independen) dan efektivitas pembelajaran (variasi dependen).
4. Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel-variabel yang berpengaruh, yang harus dinetralisir atau dikontrol. Variabel kontrol juga dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang harus dikontrol oleh peneliti untuk menghindari pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan muncul pada fenomena yang diamati. Pengaruh dari variabel kontrol dikendalikan, sedangkan pengaruh dari variabel moderator dipelajari. Maka, pada saat menyusun sebuah eksperimen, peneliti harus terlebih dahulu menentukan variabel mana yang harus dipelajari dan variabel mana yang harus dikontrol. Biasanya varibel kontrol tidak dituliskan secara spesifik dalam hipotesis penelitian.
Contoh dari variabel kontrol, sebagai berikut:
a. Pada kelompok anak laki-laki terdapat sebuah hubungan antara ukuran fisik dan kematangan sosial, tetapi untuk kelompok anak perempuan dengan usia yang sama tidak terdapat hubungan antara dua hal tersebut. Variabel kontrol dari hipotesis tersebut adalah usia.
b. Pada kondisi pemberian penguatan yang tidak terdifinisikan dengan jelas, anak-anak dari golongan menengah secara signifikan akan belajar lebih baik daripada anak-anak dari golongan bawah. Variabel kontrol dari hipotesis tersebut adalah kondisi penguatan.
5. Variabel intervening
Setiap variabel independen, moderator, dan kontrol dapat dimanipulasi oleh peneliti, dan setiap variasi perubahan dari variabel tersebut dapat diamati sebagai variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Apa yang berusaha ditemukan oleh peneliti dengan memanipulasi variabel-variabel konkrit terkadang tidak konkrit tetapi bersifat hipotesis, yang terdiri dari hipotesis yang mendasari atau variabel intervening dan sebuah variabel dependen. Variabel intervening adalah faktor yang secara teoritis mempengaruhi fenomena yang diamati tetapi tidak diamati, diukur, atau dimanipulasi. Pengaruh dari variabel tersebut harus disimpulkan berdasarkan pengaruh variabel independen dan variabel moderator pada fenomena yang diamati. Pada saat menulis penelitian, seorang peneliti selalu tidak mengidentifikasi variabel intervening yang terdapat pada penelitian mereka dan sangat jarang sekali peneliti memberikan label pada variabel tersebut. Hal ini akan sangat membantu bagi peneliti apabila mereka melakukan hal tersebut.
Contoh dari variabel intervening, sebagai berikut:
a. Hipotesis: ketika perhatian terhadap tugas meningkat, maka tugas kinerja yang diukur juga meningkat.
Variabel independen : perhatian terhadap tugas.
Variabel intervening : pembelajaran.
Variabel dependen : tugas kinerja.
b. Hipotesis : Guru yang memberikan lebih banyak umpan balik pengalaman yang positif akan mendapatkan respon positif yang lebih banyak dari siswa dibandingkan dengan guru yang hanya memberikan sedikit umpan balik pengalaman yang positif.
Variabel independen: jumlah umpan balik pengalaman yang positif dari guru.
Variabel intervening: harga diri guru.
Variabel dependen: respon positif siswa kepada guru.
Referensi
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kerlinger (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tuchman, B. W. (1988). Conducting Educational Research. Orlando: Harcourt Brace Jovanovich, Inc.
0 comments:
Posting Komentar