Hampir semua astronom yunani berpendapat bahwa bumi berbentuk bola dan menjadi pusat seluruh alam semesta. Pengamat di puncak gunung dapat melihat hampir seluruh badan kapal, sementara pengamat di kaki gunung hanya dapat melihat puncak tiang layar. Pernyataan kedua, yang dikenal sebagai geosentrisme, memang sudah dibantah oleh Copernicus. Tapi ada baiknya kita memahami gagasan ini supaya bisa menangkap kegelisahan Copernicus terhadap teori ini.
Berdasarkan apa yang kita lihat bumi tidak bergerak. Sebaliknya, bulan, matahari, serta bintang-bintang mengelilingi bumi. Cara berpikir ini sampai sekarang masih dipakai dalam ilmu pelayaran (navigasi). Perhitungan navigasi menjadi lebih sederhana dengan mengandaikan bumi bergeming
Pada masa lalu orang-orang belum mempunyai teropong. Oleh karena itu mereka hanya mengenal dua jenis benda langit: tujuh planet dan ribuan bintang. Planet, yang artinya “pengembara”, meliputi setiap benda yng tampak bergerak terhadap latar belakang bintang-bintang. Oleh karena itu matahari dan bulan dianggap planet. Planet yang lain adalah matahari, merkurius, venus, mars, jupiter, dan saturnus. Bola ini dinamakan homosentris. Gerakan planet yang dapat diamati dalam pandangan ini ditentuka oleh gerakan bola yang membawa masing-masing planet.
Sistem Geosentrisme Ptolomeus
Dalam model ini bumi adalah bola yang terletak di pusat alam semesta yang bulat. Antara permukaan bumi dan batas luar alam semesta terdapat sejumlah bola lagi. Masing-masing bola itu tidak kasat mata, memiliki planet, kecuali bola paling luar, yang membawa semua bintang. Planet melekat pada kulit bola, satu bola satu planet. Semua bola berpusat di bumi. Karena itu sistem bola ini dinamakana homosentris. Gerakan planet (yang dapat diamati) dalam pandangan ini ditentukan oleh gerakan bola yang membawa masing-masing planet. Setiap bola berputar secepat dan searah gerakan benda langit pada kulitnya. Bola bintang-bintang jelas harus berputar cukup cepat. Sehari satu putaran mengelilingi bumi dari timur ke barat.
Bagi orang yunani benda-benda di luar angkasa hampir tidak berbobot. Adapun bola itu sendiri terbuat dari bahan transparan sejenis kristal sehingga kelihatan keras. Nama bahan kristal itu adalah eter. Sebaliknya bumi terbentuk dari bahan-bahan kental dan berat sehingga bergeming samasekali. Orang-orang zaman dahulu justru pusing membayangkan bumi berputar. Menurut Aristoteles gerakan yang paling mudah dan alamiah di kawasan yang lebih tinggi dari bulan justr melingkar. Oleh karena itu gerak melinggkar bintang-bintang justru yang paling pas dengan “jiwa” bintang itu sendiri.
Para ahli falak islam pada abad ke-9 menambahkan satu bola lain di luar bintang. Inilah bola ke-9 dan dinamakan Primum Mobile atau Penggerak Utama. Tanpa menyebut nama Allah bola paling luar ini merupakan tangan Allah yang menggerakkan segalanya. Di luar bola Primum Mobile tidak ada bendaangkasa. Disitulah Allah berada.
Mulai dari bola berbintang yang paling kencang putarannya, gerakan itu menular ke dalam. Putaran harian disebut “diurnal”. Dan dianggap diteruskan ke arah pusat. Semakin ke dalam semakin lambat gerakannya sampai akhirnya berhenti di pusat, di Bumi. Orang Kristen zaman itu percaya bahwa pemutar bola-bola itu adalah malaikat.
Setali tiga uang, planet-planet memperlihatkan putaran majemuk bukan gerak melingkar biasa. Bola saturnus yang terletak persis di bawah bola bintang berputar setiap harinya sebagaimana bola lainnya. Tapi bola saturnus harus memiliki gerakan kedua untuk menjelaskan posisinya yang terus menerus berubah terhadap bintang-bintang dilatarbelakangnya. Saturnus baru kembali ke posisi yang sama setelah 29 tahun sekali. Gerakan pertama yang cepat mengarah ke barat dan yang lebih lambat ke timur sehingga menghasilkan gerakan planet saturnus seperti yang disaksikan sehari-hari.
Ihwal matahari bergerak dari satu gugus bintang ke gugus bintang yang lain telah diketahui oleh para astrolog sejak lama. Mereka telah memetakan 12 gugus bintang yang disebut zodiak. Karena perubahan posisi matahari terhadap masing-masing zodiak bertepatan dengan perubahan musim, maka mereka menganggap zodiak mempengaruhi keadaan di Bumi.
Ada satu hal lagi yang agak rumit bagi Geosentrisme. Matahari tidak persis terbit di tempat yang sama. Antara 21 Maret sampai 23 September matahari terbit agak ke utara dan titik paling jauh ke utara tercapai pada 21 Juni. Sebaliknya antara 23 september dan 21 maret matahari terbit agak ke Selatan. untuk menjelaskan pengamatan ini mereka memutar bola matahari pada poros yang tidak sejajr dengan poros putaran diurnalnya, sehingga miring 23 derajat. Bola bulan selain ikut putaran diurnalnya, juga berputar sekali setiap 27 1/3 hari.
Referensi : Revolusi Fisika Dari Alam Gaib Ke Alam Nyata
0 comments:
Posting Komentar