Selasa, 19 Januari 2016

MOBIL LISTRIK TANPA SOPIR

MOBIL LISTRIK TANPA SOPIR

Tidak ada yang mengira, Uni Emirat Arab (UEA) yang hanya dikenal sebagai negara kaya minyak, kini juga gencar mengembangkan teknologi otomotif. Belum lama ini mereka meluncurkan mobil unik yang dinamakan podcar. Uji coba pun sukses dilakukan di Masdar City, sebuah kota kecil di Abu Dhabi, ibu kota negara. Apa saja kelebihan podcar?

Sebenarnya pemerintah setempat justru sedang membuat proyek percontohan (pilot project), berupa pembangunan kota kecil yang bebas dari bahan bakar fosil seperti bensin dan solar.







Maka dipilihlah Masdar sebagai lokasinya. Para perencana struktur kota ini telah mengungkapkan ke publik tentang rencana mereka untuk menggunakan cara baru dalam bidang transportasi, yaitu taksi listrik, sehingga tidak membutuhkan pasokan BBM yang menjadi komoditas ekspor andalan negara tersebut.

Hebatnya lagi, alat transportasi ini pada akhirnya bisa dioperasikan tanpa sopir atau pengemudi. Sebab, semuanya telah digerakkan secara otomatis dengan tenaga listrik. Mobil unik itulah yang kemudian dinamakan podcar.

Dalam uji cobanya, podcar yang difungsikan sebagai taksi dapat berjalan di atas sebuah jalur (mirip rel kereta api). Ia akan berhenti di tempat-tempat tertentu, di mana calon penumpang sudah siap menunggu.

Kalau mau menggunakan taksi unik ini, calon penumpang mesti memilik kartu identitas. Jadi, mereka harus mendaftar dulu ke otoritas yang berwenang (semacam DLLAJ).

Dalam kartu identitas ini tertera nama lengkap, juga nama panggilan pelanggan. Jika ingin memanfaatkan podcars, pelanggan cukup menggesekkan kartu identitas ke pintu mobil.

Begitu taksi terbuka, sebuah suara otomatis akan memanggil nama akrab pelanggannya. Setelah penumpang naik, podcar segera meluncur ke tempat tujuan, atau setidaknya ke tempat pemberhentian yang terdekat dengan tujuan penumpang.

Uji coba yang dilakukan bulan lalu ini diharapkan bisa ditingkatkan dengan operasionalisasi secara massal dan resmi, diperkirakan tahun ini juga.

Berbeda dari MRT Diharapkan Masdar City menjadi kota yang benar-benar terbebas dari mobil konvensional. Artinya, tak ada lagi mobil berbahan bakar bensin dan solar di kota futuristik tersebut.

Podcar pada hakikatnya merupakan personal rapid transit (PRT). Moda inilah yang bakal menggantikan peran mass rapid transit (MRT).

Berbeda dari MRT yang jumlah penumpangnya hampir sama dengan jumlah penumpang kereta, maka PRT hanya memiliki maksimal 10 tempat duduk. Kecepatannya relatif lambat, yaitu 7 meter / detik, atau 25,2 km / jam.

Podcar lebih diperuntukkan sebagai transportasi umum untuk melayani rute dari satu gedung ke gedung lainnya di Masdar City. Jarak terjauh hanya 2,5 km. Dengan sistem ini, tentu pembangunan infrastuktur tidak serumit MRT. Sebab PRT hanya memungkinkan untuk singgah ke beberapa gedung saja.

Sebenarnya gagasan untuk mengembangkan podcars sudah muncul di mana-mana. Amerika Serikat pun mulai merintisnya, meskipun belum secepat UEA yang sudah melakukan uji coba dalam skala cukup luas.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun berencana melakukan hal yang sama di tahun 2010. Bentuknya memang bukan PRT, melainkan MRT sebagai moda transportasi massal pengganti bus, angkota, dan bajaj. MRT bakal bersanding dengan busway yang lebih dahulu dioperasikan, serta kereta rel diesel (KRD) yang beroperasi di wilayah Jabodetabek.
Kendali Komputer Baik podcar/PRT maupun MRT dioperasikan lewat kendali komputer. Ia berjalan di rel khusus (mirip monorail atau subway). Proyek podcar di AS dijalankan oleh Connect Ithaca, grup perencana dan pembangunan yang diberi tugas mendesain sebuah kota untuk manusia; bukan kota untuk kendaraan.

”Podcar merupakan gabungan antara privasi dan otonomi era automobile, dengan aspek transportasi publik yang amat ramah lingkungan. Ini (podcar) adalah sebuah ciptaan yang sempurna,” kata Presiden Connect Ithaca, Jacob Roberts.

Krisis energi fosil, kata dia, diyakini bisa mempercepat podcar sebagai idola baru dalam transportasi pribadi maupun massal. Podcar yang dikendarakan secara otomatis ini diharapkan mampu mengurai kemacetan, karena alat transportasi ini bebas dari lampu lintas.

”Cara kerja podcar sebenarnya hampir sama dengan eskalator. Hanya saja, eskalator berjalan secara miring, baik menuju ke atas maupun ke bawah. Sedangkan podcar berjalan secara horisontal (mendatar),” tutur Roberts.

Rencananya, pembangunan seluruh infrastruktur pordcar di beberapa negara bagian AS akan dimulai selambatnya tahun 2010. Jadi, masih kalah cepat dari rencana UEA.

Saat ini, podcar sudah mulai diujicoba sebagai kendaraan wisata. Kapasitas duduknya baru sekitar 10 penumpang. Sejumlah warga Ithaca yang mencobanya terlihat gembira bisa menaiki inovasi terbaru di bidang transportasi ini.

Tahun depan, Bandara Heathrow di London juga bakal mencoba sistem podcar ini. Beberapa perusahaan di Swedia, Polandia, dan Korea pun siap mengoperasikan podcar, meski masih dalam taraf uji coba.

Bisa disimpulkan, podcar bakal menjadi tren mobil pribadi dan angkutan umum di masa datang, terutama untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di kota-kota besar di dunia, sekaligus mengurangi polusi udara akibat emisi gas buang kendaraan bermotor berbahan bakar bensin/solar.

Keuntungan lainnya, operasionalisasi podcar bisa mengatasi maraknya kecelakaan lalu lintas akibat human error (kesalahan manusia), seperti mengemudi dalam keadaan mengantuk, sopir yang ugal-ugalan, atau kendaraan dalam keadaan tak layak jalan.

Semua masalah itu bisa teratasi jika menggunakan podcar, karena tak lagi diperlukan pengemudi. Semua sudah disetel dan dikontrol komputer. Kapankah Indonesia bisa menerapkannnya? (Amanah-32)

0 comments:

Posting Komentar

popcash