Kamis, 14 Juli 2016

Metode Ceramah



Metode Ceramah
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

metode ceramah

Ceramah berasal dari bahasa Latin lecturu dan legu yang berarti membaca, kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari budu dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku. Metode ceramah adalah cara mengajar tradisional. Artinya, metode ini telah lama dijalankan dalam pendidikan. Sejak dahulu metode ini digunakan sebagai alat komunikasi utama guru dalam menyampaikan pelajaran. Untuk itu, metode ceramah dapat didefinisikan sebagai cara penyajian informasi secara lisan.
Metode ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi, sehingga metode ini sudah dianggap cukup bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Salah satu hal yang jarang dijadikan bahan refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas penggunaan metode ceramah berkaitan dengan minat dan motivasi siswa, bahkan berdampak pada prestasi belajar siswa. Maka, dalam penggunaan metode ceramah harus dikemas sedemikian rupa agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
Berikut langkah-langkah penggunaan metode ceramah:
1. Melakukan pendahuluan sebelum bahan baru disajikan, sebagai berikut:
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada peserta didik dengan maksud agar mengetahui arah kegiatan dalam belajar, bahkan tujuan tersebut dapat membangkitkan motivasi belajar apabila berhubungan dengan kebutuhan peserta didik.
b. Kemukakan pokok-pokok materi yang akan dibahas. Hal ini dilakukan agar peserta didik melihat luasnya bahan pelajaran yang akan dipelajari.
c. Memancing pengalaman-pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang akan dipelajari. Caranya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian peserta didik.
2. Menyajikan bahan baru, dengan memperhatikan faktor sebagai berikut:
a. Perhatian peserta didik dari awal sampai akhir harus tetap fokus. Semangat belajar memberikan pengaruh terhadap perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang dipelajarinya.
b. Menyajikan pelajaran secara runtut dan sistematis, tidak berbelit-belit, dan tidak meloncat-loncat.
c. Kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif, jangan membiarkan peserta didik hanya duduk dan mendengarkan, tetapi beri kesempatan untuk berpikir dan berbuat selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Memberikan pertanyaan kepada peserta didik sesuai dengan pelajaran yang dipelajari, jawaban benar ataupun salah harus ditanggapi dengan tepat.
e. Membangkitkan motivasi belajar secara terus menerus selama proses belajar mengajar berlangsung. Motivasi belajar akan terus tumbuh apabila situasi belajar menyenangkan.
f. Menggunakan media pembelajaran variatif yang menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.
3. Menutup pembelajaran pada akhir pelajaran, kegiatan yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:
a. Menarik kesimpulan dari seluruh pelajaran yang telah diberikan pada pertemuan tersebut. Hal ini dilakukan oleh peserta didik dengan bimbingan dari guru.
b. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menanggapi pelajaran yang telah dipelajari, utamanya berkaitan dengan hubungan pelajaran tersebut dengan pelajaran lain atau dengan kehidupan sehari-hari.
c. Melaksanakan penilaian secara komprehensif untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dari masing-masing peserta didik.
Adapun kelebihan penggunaan metode ceramah, antara lain:
1. Metode ceramah mudah dan murah, artinya tidak memerlukan perlengkapan dan hanya mengandalkan suara guru.
2. Metode ceramah tidak memerlukan persiapan yang rumit.
3. Metode ceramah dapat menyajikan materi yang luas.
4. Melalui metode ceramah, guru dapat mengontrol situasi kelas.
5. Organisasi kelas dengan penggunaan metode ceramah dapat diatur dengan lebih sederhana.
Adapun kelemahan penggunaan metode ceramah, diantaranya:
1. Kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapat.
2. Proses penyerapan pengetahuan kurang, karena sumber pengetahuannya hanya lisan dari guru.
3. Materi yang dikuasai siswa hanya terbatas dari materi yang dikuasai guru.
4. Metode ceramah dapat membosankan, apabila guru tidak mampu bertutur kata dengan baik.
5. Sangat sulit mengetahui apakah seluruh peserta didik sudah menguasai materi atau belum.
Dalam Metode ceramah, pendidik diharuskan memiliki kemampuan berkomunikasi dan bertutur kata yang baik. Namun faktanya sebagian besar pendidik dalam menggunakan metode ceramah membuat siswa menjadi bosan. Hal ini dikarenakan metode ceramah yang digunakan oleh pendidik hanya menitik beratkan kepada transfer ilmu saja dan terkesan kurang menarik, sehingga siswa kurang memperrhatikan materi yang disampaikan oleh pendidik. Dengan demikian seorang pendidik harus mampu memodifikasi metode ceramah yang membosankan sehingga dapat meminimalisir rasa kejenuhan yang dialami oleh siswa.


0 comments:

Posting Komentar

popcash