Jenis-jenis Hipotesis Penelitian
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Nazir (2005, hlm. 153-154) menyatakan bahwa hipotesis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, dan tergantung dari pendekatan dalam membaginya. Hipotesis dapat dibagi, sebagai berikut:
1. Hipotesis hubungan dan perbedaan
Hipotesis dapat kita bagi dengan melihat apakah pernyataan sementara yang diberikan adalah hubungan atau perbedaan. Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan tentang saling berhubungan antara dua variabel atau lebih, yang mendasari teknik korelasi ataupun regresi. Sebaliknya, hipotesis yang menjelaskan perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel tertentu disebabkan oleh adanya pengaruh variabel-variabel yang berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif.
Hipotesis tentang hubungan dan perbedaan merupakan hipotesis hubungan analitis. Hipotesis ini, secara analitis menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat yang lain.
2. Hipotesis kerja dan hipotesis nol
Dengan melihat cara pandang seorang peneliti menyusun pernyataan dalam hipotesis, hipotesis dapat dibedakan antara hipotesis kerja dan hipotesis nol.
Hipotesis kerja mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif di dalamnya. Hipotesis kerja biasanya dirumuskan dengan “andaikata...maka...”. Hipotesis kerja biasanya diuji untuk diterima dan dirumuskan oleh peneliti-peneliti ilmu sosial dalam desain yang noneksperimental. Melalui adanya hipotesis kerja, peneliti dapat bekerja lebih mudah dan terbimbing dalam memilih fenomena yang relevan dalam rangka memecahkan masalah penelitian.
Adapun hipotesis nol diformulasikan untuk ditolah sesudah pengujian. Di dalam hipotesis nol, selalu ada implikasi “tidak ada beda”. Perumusannya bisa dalam bentuk “tidak ada beda antara....dengan....”, atau “....tidak mem....”. Hipotesis ini biasanya diuji menggunakan statistika. Dengan menolak hipotesis nol, maka kita menerima hipotesis pasangan, yang disebut hipotesis alternatif.
3. Hipotesis tentang ideal vs common sense
Hipotesis acapkali menyatakan tekaan tentang dalil dan pemikiran serta common sense (akal sehat). Hipotesis ini biasanya menyatakan hubungan keseragaman kegiatan terapan. Contohnya, hipotesis sederhana tentang produksi, hipotesis mengenai hubungan tenaga kerja dengan luas garapan, hubungan antara kegiatan-kegiatan industri, dan sebagainya.
Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks dinamakan hipotesis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya hipotesis logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Hipotesis ideal adalah peningkatan dari hipotesis analitis. Misalnya, hubungan model pembelajaran A dengan hasil belajar A.
Pendapat lain mengenai klasifikasi atau jenis-jenis hipotesis diungkapkan oleh Sugiyono (2001, hlm. 83-86). Ia menyatakan bahwa menurut tingkat eksplanasi yang akan diuji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yakni hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis hubungan. Ketiga jenis hipotesis tersebut dijabarkan lebih lanjut, sebagai berikut:
1. Hipotesis deskriptif
Menurut Sugiyono (2001, hlm. 83) “hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan”. Sebagai contoh, bila rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
a. Seberapa lama daya tahan konsentrasi siswa Sekolah Dasar (SD) kelas satu?
b. Seberapa rata-rata nilai matematika materi bilangan pada kelas dua SD A?
c. Seberapa baik gaya kepemimpinan kepala sekolah di sekolah A?
Berdasar pernyataan tersebut dapat dirumuskan hipotesis, sebagai berikut:
a. Daya tahan konsentrasi siswa SD kelas satu = 45 menit.
b. Rata-rata nilai matematika materi bilangan pada kelas dua SD A = 75.
c. Gaya kepemimpinan kepala sekolah di sekolah A telah mencapai 70% dari yang diharapkan.
Pada perumusan hipotesis deskriptif statistik, antara hipotesis nol dengan hipotesis alternatif selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau hipotesis nol ditolak pasti alternatifnya diterima. Hipotesis deskriptif statistik dinyatakan melalui simbol-simbol.
Berikut ini contoh pernyataan yang dapat dirumuskan hipotesis deskriptif statistik:
Suatu bimbingan tes menyatakan bahwa siswa yang dibimbing di lembaga tersebut, paling sedikit 90% dapat diterima di perguruan tinggi negeri. Rumusan hipotesis deskriptif statistiknya, sebagai berikut:
2. Hipotesis komparatif
Menurut Sugiyono (2001, hlm. 85) “hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda”. Contoh rumusan masalah komparatif dan hipotesisnya, sebagai berikut:
a. Adakah perbedaan daya tahan konsentrasi siswa kelas 1A dan 1B?
b. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara guru golongan I, II, dan III?
Adapun rumusan hipotesisnya adalah:
a. –Tidak terdapat perbedaan daya tahan konsentrasi antara siwa kelas 1A dan 1B.
-Daya tahan siswa kelas 1B paling kecil sama dengan siswa kelas 1A.
-Daya tahan siswa kelas 1B paling tinggi sama dengan siswa kelas 1A.
Hipotesis statistiknya adalah:
b. Tidak dapat perbedaan produktivas kerja antara guru golongan I, II, dan III.
Hipotesis statistiknya adalah:
3. Hipotesis hubungan (asosiatif)
Sugiyono (2001, hlm. 86) menyatakan bahwa “hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih”. Contoh rumusan masalahnya adalah “adakah hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas kerja guru?”. Hipotesis nolnya adalah “tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas kerja guru”. Sedangkan hipotesis statistiknya adalah:
Dapat dibaca hipotesis nol, yang menunjukkan tidak adanya hubungan (nol=tidak ada hubungan) antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan efektivitas kerja guru dalam populasi. Hipotesis alternatifnya menunjukkan ada hubungan (tidak sama dengan nol, mungkin lebih besar dari nol atau lebih kecil dari nol).
Referensi
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
0 comments:
Posting Komentar