Senin, 16 Oktober 2017

Geografi Negara Jepang

Jepang merupakan negara yang secara geografis terletak di benua Asia bagian Timur. Negara Jepang merupakan negara yang terletak di Ring of Fire Asia Pasifik yang merupakan jalur rangkaian gunung api dunia. Selain itu Jepang juga terletas di atas lempengan kerak bumi yang relative labil dan sering terjadi gempa dan terkadang diikuti oleh gelombang Tsunami. Akan tetapi Jepang juga memiliki kelebihan dari segi geografis diantaranya adalah tempat bertemunya arus panas (Kuroshiwo) dan arus dingin (Uyoshiwo) dimana sangat baik untuk kehidupan ikan di laut. Selain itu Jepang juga memiliki sumber geothermal yang cukup banyak. Keadaan geografis yang demikian membuat masyarakat Jepang harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang demikian untuk bertahan hidup. Hal itulah yang menyebabkan Jepang memiliki corak kehidupan tersendiri baik dari segi kebudayaan, social, agama adat dan lain-lain.

Jepang dikenal sebagai alah satu negara paling maju di dunia. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor pendukung majunya Negara Jepang. Beberapa hal penting yang menyebabkan Jepang menjadi negara maju seperti pendidikan yang tinggi dan difokuskan pada pengembangan IPTEK, etos kerja tinggi, keadaan politik yang relative stabil dan lain-lain.

Jepang dan Indonesia juga memiliki kaitan historis dan hubungan bilateral yang cukup kuat. Seperti kita ketahui dahulu Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun dan secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut turut mempengaruhi corak kehidupan masyarakat bangsa Indonesia, bahkan bisa mempengaruhi kebijakan luar negeri kedua negara apabila ingin melakukan kerjasama dalam bidang tertentu. Oleh karenanya wawasan mengenai negara lain, dalam konteks ini yaitu negara Jepang, dirasa urgent, terlebih lagi sekarang sudah zamannya keterbukaan informasi dan globalisasi dimana apabila kita tidak mengetahui negara-negara lain maka dikhawatirkan kita bisa tertinggal. Melalui karya tulis berbentuk makalah ini, penyusun mencoba mengupas berbagai hal mengenai negara Jepang.

1. Kondisi Geografis Negara Jepang

Negara Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di timur laut pantai Asia. Jepang sendiri terletak di Samudera Pasifik Utara. Laut Jepang memisahkan Negara Jepang dengan Benua Asia yang merupakan benua terbesar di dunia. Sama halnya seperti Indonesia, Jepang juga memiliki ribuan pulau-pulau kecil. Namun, dari ribuan pulau yang dimiliki hanya 4 (empat) pulau besar yang banyak dikenal masyarakat luas, yakni Honshu, Hokkaido, Kyushu, dan Shikoku.

Seacara astronomis Jepang terletak di antara 30°LU-47°LU dan 128°BT-146°BT. Sedangkan secara geografis, Negara Jepang terletak di Asia Timur yang terpisah dari benua Asia atau terletak di sebelah timur benua Asia dan sebelah barat Samudera Pasifik.

Di sebelah utara, Jepang berbatasan dengan Laut Okhstosk, di sebelah timur berbatasan dengan Samudra Pasifik. Batas sebelah selatannya yaitu Laut Cina Timur dan Laut Filiphina. Sedangkan di bagian barat, Jepang berbatasan dengan Laut Jepang dan Selat Korea.

image

Luas wilayah Jepang lebih kurang 376.520 KM2. Wilayahnya membentang dari utara ke selatan sepanjang lebih kurang 2.400 km dan terdiri atas empat pulau utama, yaitu Pulau Hokkaido (Yesso) luasnya 78.037 km², Pulau Honshu (Hondo), Pulau Shikoku, dan Pulau Kyushu (36.554 km²). Honshu merupakan pulau terbesar di Jepang yang luasnya 227.414 km² dan memiliki penduduk yang paling padat. Di samping keempat pulau utama masih terdapat lebih dari 3.900 pulau lainnya.

Dataran tinggi di Jepang melingkupi hampir 3/4 luas Jepang, yang memberikan pemandangan yang indah di setiap sisinya. Daerah yang terkenal adalah Gunung Fuji, sebuah gunung api yang terletak di Pulau Honshu. Bagi penduduk Jepang, gunung ini dianggap sebagai hal yang keramat. Oleh sebab itulah, banyak lukisan-lukisan di sana menampilkan gunung itu sebagai obyek utama.

Pegunungan di Jepang merupakan kelanjutan dari rangkaian jalur Pegunungan Sirkum Pasifik. Di Jepang terdapat lebih dari 200 gunung api dan 77 buah diantaranya masih aktif sehingga letusan gunung api dan gempa bumi biasa terjadi. Di samping itu, wilayah Jepang juga tergolong labil.

Sekitar 16% daratan Jepang merupakan dataran rendah yang dapat ditanami. Dataran rendah ini umumnya terdapat di pantai dan terpisah oleh pegunungan. Di Pulau Honshu bagian timur terdapat 3 dataran rendah yang agak luas, yaitu Dataran Rendah Kwanto, Kinki, dan Nobi. Oleh karena kondisi wilayahnya sebagai negara kepulauan dan bergunung-gunung maka sungai di Jepang pendek-pendek dan alirannya sangat deras sehingga baik untuk pembangkit tenaga listrik dan irigasi. Pantai Jepang mempunyai banyak teluk sehingga sangat baik untuk pelabuhan alam. Danau di Jepang umumnya kecil-kecil dan yang merupakan danau terbesar adalah Danau Biwa di dekat Kyoto.

Sebagian besar wilayah Jepang berada dalam Zona Utara Beriklim Sedang dan beriklim monsun yang lembab dengan angin tenggara yang bertiup dari Samudera Pasifik selama musim panas dan angin barat-laut yang bertiup dari benua Eurasia (Eropa-Asia) pada musim dingin. Jepang memiliki pembagian empat musim yang jelas, yaitu :

· Musim Panas

· Musim Semi

· Musim Gugur

· Musim Salju

Jepang merupakan pulau yang memanjang dari utara ke selatan. Di bagian tengah kepulauannya terdapat gunung yang tinggi. Oleh karena itu di daerah bagian utara Jepang berbeda dengan iklim yang terjadi di daerah bagian selatan negara Jepang. Selain dari itu iklim di daerah yang dekat dengan laut Jepang berbeda dengan iklim di daerah yang dekat dengan lautan Pasifik.

Oleh karenanya Jepang terbagi atas enam zona iklim:

• Hokkaido: Kawasan paling utara beriklim sedang dengan musim dingin yang panjang dan membekukan, serta musim panas yang sejuk. Presipitasi tidak besar, namun salju banyak turun ketika musim dingin.

• Laut Jepang: Di pantai barat Pulau Honshu, tiupan angin dari barat laut membawa salju yang sangat lebat. Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan kawasan Pasifik. Walaupun demikian, suhu di kawasan ini kadangkala dapat menjadi sangat tinggi akibat fenomena angin fohn.

• Dataran Tinggi Tengah: Wilayah ini beriklim pedalaman dengan perbedaan suhu rata-rata musim panas-musim dingin yang sangat mencolok. Perbedaan suhu antara malam hari dan siang hari juga sangat mencolok.

• Laut Pedalaman Seto: Barisan pegunungan di wilayah Chugoku dan Shikoku menghalangi jalur tiupan angin musim, sehingga kawasan ini sepanjang tahun beriklim sedang.

• Samudra Pasifik: Kawasan pesisir bagian timur Jepang mengalami musim dingin yang sangat dingin, namun tidak banyak turun salju. Sebaliknya, musim panas menjadi begitu lembap akibat tiupan angin musim dari tenggara.

• Kepulauan Ryukyu: Kepulauan di barat daya Jepang termasuk Kepulauan Ryukyu beriklim subtropis, hangat sewaktu musim dingin dan suhu yang tinggi sepanjang musim panas. Presipitasi sangat tinggi, terutama selama musim hujan. Taifun sangat sering terjadi.

Dalam pembagian wilayah menurut letak geografis, Jepang dibagi menjadi 10 wilayah, yakni: Hokkaido, Tohoku, Hokuriku, Kanto, Chubu, Kansai (Kinki), Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan Kepulauan Ryukyu.

10 wilayah terebut terdiri dari 47 prefektur yang masing-masing diperintah oleh gubernur bersama dewan legislatif daerah.

image

2. Penduduk Negara Jepang

Jepang merupakan Negara terbesar ketujuh dilihat dari jumlah penduduknya setelah Cina, India, Rusia, Amerika Serikat, Indonesia, dan Brasil. Populasi Jepang pada tahun 2010 adalah 128.057.352 dengan luas area 378,000 km2. Dalam studi Urban Geography kota-kota di Jepang dapat dibagi dalam empat kelas utama; kota utama, kota tua – besar, kota pusat region, dan ibukota provinsi. Terdapat tiga kota utama di Jepang, yaitu Tokyo, Nagoya, dan Osaka, sementara itu yang termasuk ke dalam enam kota – tua besar adalah Tokyo, Osaka, Kyoto, Nagoya, Hiroshima, dan Fukuoka. Kota pusat region dari utara ke selatan adalah Sapporo, Sendai, Hiroshima, dan Fukuoka, sementara ibukota provinsi adalah Tokyo.

Sebagian besar populasi penduduk terkonsentrasi di daerah perkotaan, dimana populasi terbesar adalah Tokyo, diikuti oleh Yokohama, Osaka, Nagoya, dan Sapporo. Sebagian besar penduduk Jepang terkonsentrasi di perkotaan, dengan tingkat kepadatan mencapai 91% pada tahun 2010. Namun, tingkat pertumbuhan pendudukan nasional sejak tahun 2000 hingga tahun 2010 hanya berada di tingkat 0.9%, dengan tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan sebesar 4%.

Populasi penduduk Jepang pada tahun 1950 adalah kurang dari 100 juta jiwa dan pada periode 1960 sampai dengan 2000 populasi penduduk di dominasi oleh penduduk usia 20 – 64 tahun. Tetapi, sejak tahun 2010 tren populasi penduduk usia muda terus menurun, sementara populasi penduduk usia tua (>65 tahun) terus meningkat. Dari tahun 1950 hingga 2010, dalam kurun waktu 60 tahun, pertumbuhan penduduk Jepang hanya sekitar 28 juta jiwa. Rasio populasi penduduk usia>65 tahun terus meningkat dari tahun ke tahun, dan diprediksi bahwa pada tahun 2060, rasio populasi penduduk usia >65 tahun akan mencapai 40% dari seluruh total populasi penduduk Jepang.

Tingkat kelahiran penduduk Jepang juga menunjukkan tren yang terus menurun sejak tahun 1970. Saat ini, tingkat kelahiran penduduk di Jepang berada dibawah 1.5, yang menunjukkan bahwa Jepang sedang mengalami permasalahan serius terkait pertumbuhan penduduk. Karena untuk mempertahankan keberlangsungan suatu budaya, ekonomi, bahkan suatu negara, paling tidak dibutuhkan tingkat kelahiran diatas 2.1.

image

Jepang mengalami dua kali ledakan kelahiran bayi, yaitu periode 1947 – 1949 dan periode 1971 – 1974. Pada tahun 1966, dikenal dengan periode Hinoeuma, yaitu sebuah periode dimana tingkat kelahiran bayi di Jepang sangat rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hinoeuma atau dikenal juga dengan tahun Fire Horse, dipercaya oleh masyarakat Jepang sebagai tahun yang buruk, mereka percaya bahwa bayi-bayi perempuan yang dilahirkan di tahun itu ditakdirkanakan membunuh suami suamimereka di masa depan. Sehingga sebagian besar pasangan yang menikah pada tahun ini menunda kehamilan dengan menggunakan metode kontrasepsi, dalam periode2 hingga 6 tahun sejak pernikahan. Menurut Sensus Nasional 2005 yang dilakukan oleh Ministry of Internal Affairs and Communications, tingkat populasi usia 25 – 39 yang tidak menikah terus meningkat. Pria usia 25 – 29 meningkat menjadi 71.4%, usia 30 –34 menjadi 47.1%, dan usia 35 – 39 menjadi 30%. Sementara wanita usia 25 – 29 meningkat menjadi 59%, usia 30 – 34 menjadi 32%, dan usia 35 – 39 menjadi 18.4%. Lebih lanjut, pada tahun 1975 populasi pria yang tidak menikah seumur hidupnya hanya 2.12%, dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 15.96%, sedangkan wanita dari 4,32% pada tahun 1975 meningkat menjadi 7.25% pada tahun 2005.

Sebagian besa rpenduduknya merupakan bagian dari Ras Asiatic Mongoloid. Ras ini mempunyai ciri-ciri kulit kuning, rambut hitam lurus, mata sipit, dan postur tubuhnya sekitar 165 – 170 cm. Penduduk aslinya adalah Bangsa Ainu (Ras Mongoloid) yang mempunyai ciri-ciri Kepala lonjong, tubuh berbulu, dan mata tidak sipit. Suku Ainu ini banyak tinggal dipulau Hokaido. Mayoritas penduduk Jepang beragama Shinto 50,3 %, Budha 44 %, Kristen 1 %, agama lain 4,7 %

image

3. Kebudayaan Dan Kesenian Negara Jepang

Negara Jepang memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi dan banyak digemari oleh orang-orang di luar Jepang.Beberapa bentuk hasil kebudayaan Negara Jepang antara lain:

a. Pakaian tradisional

image

Jepang memiliki pakaian tradisional yang disebut kimono. Pada zaman dahulu kimono digunakan untuk kegiatan sehari – hari (pakaian sehari – hari). Namun sekarang kimono hanya digunakan pada acara – acara khusus. Kimono pria umumnya lebih sederhana baik motif, design, dan warna yang didominasi warna gelap. Sedangkan kimono untuk wanita memiliki berbagai aksesoris tambahan yang cukup banyak.

b. Upacara minum teh

image

Upacara minum teh atau dalam bahasa Jepang disebut dengan Chado, Sado atau Chanoyu adalah perjamuan minuman tehkepada tamu dan caratamu menghargai keramah – tamahan tuan rumah. Upacara ini ditekankan pada keindahan alat yang dipakai, kelemah gemulaian tuan rumah, keharuman teh itu sendiri, serta kesopanan orang yang hadir dalam perjamuan tersebut.

c. Ikebana

image

Ikebana adalah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis bunga, rumput–rumputan dan tanaman dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Dalam bahasa Jepang, Ikebana juga dikenal dengan istilah kadō (ka : bunga, do : jalan kehidupan) yang lebih menekankan pada aspek seni untuk mencapai kesempurnaan dalam merangkai bunga. Bunga memiliki kehormatan dalam kebudayaan Jepang, karena bunga dianggap tempat bersemayam Tuhan.

d. Matsuri

image

Matsuri adalah festival budaya rakyat yang dengan upacara keagamaan di kuil, baik kuil Shinto maupun kuil Budha yang diselenggarakan pada musim panas.

e. Noh

image

Noh yaitu seni drama kuno yang pemainannya memakai topeng dan bergerak dalam langkah-langkah tarian yang lambat. Noh tersusun atas mai (tarian), hayashi (musik) dan utai (kata – kata yang biasanya dalam lagu – lagu).

f. Kabuki

image

Kabuki merupakan seni kebudayaan Jepang yang termasuk jenis seni teater atau pertunjukan yang dipadukan dengan seni musik dan tari.penari kabuki memakai kostum mewah dan tata rias wajah yang mencolok, untuk lebih menonjolkan sifat dan karakter tokoh yang dimainkan. Kementrian pendidikan jepang menetapkan kabuki sebagai warisan agung budaya non bendawi.

g. Origami

image

Origami berasal dari kata ori yang berarti lipat dan kami yang berarti kertas. Jadi origami adalah seni melipat kertas. Origami bisa menggunakan kertas biasa, namun di Jepang kebanyakan origami menggunakan kertas khusus. Origami telah banyak dikenal diberbagai negara termasuk Indonesia, bahkan banyak di terapkan di sekolah taman kanak-kanak.

h. Tako

image

Tako adalah kesenian layang – layang yang sudah ada sejak jaman periode Nara (649 – 793 AD). Design dan bentuk layangan tako unik dan berukuran besar. Mainan ini di anggap berbahaya karena talinya bisa bersentuhan dan mengganggu aliran kabel listrik yang bisa berakibat fatal bagi pelaku dan orang lain. Sehingga Layang – layang tako hanya bisa di jumpai di event khusus atau dalam festival budaya saja.

i. Kendo, judo dan sumo

image

Kendo adalah olah raga bermain pedang bambu. Peralatan yang digunakan adalah seragam yang dikenal dengan nama Kendo gi dan hakama, pedang dari bambu yang bernama shinai, pelindung kepala (men), pelindung badan (do), pelindung tangan (kote dan tare). Judo adalah seni bela diri yang diciptakan di Jepang pada tahun 1882 oleh Jigoro Kano. Arti dari kata judo sendiri adalah “cara lembut” yang berarti menjatuhkan atau melemparkan lawan ke tanah dengan cara lembut atau tidak terlalu kasar. Sedangkan sumo adalah olahraga saling dorong antara dua orang pesumo yang bertubuh besar sampai lawan terdorong keluar dari lingkaran area sumo. Sebelum di selenggarakan sumo, perlu diadakan upacara dan tradisi menyebar garam sepanjang pertandingan untuk mengusir bala.

Kendo Judo

j. Shogi

image

Shogi adalah permainan catur Jepang yang dimainkan oleh 2 orang di atas papan 9 lajur dan 9 baris yang berwarna sama. Tujuannya pun sama, yaitu skak mat raja. Perbedaan shogi dengan catur Indonesia adalah sistem memainkan kembali buah lawan yang sudah ditangkap. Buah lawan yang tertangkap menjadi milik pihak yang menangkap dan dapat diletakkan kembali di atas papan untuk memerangi lawan.

k. Obon dan Bon Odori

image

Bon atau Obon adalah perayaan ritual agama Budha yang diselenggarakan pada pertengahan bulan Agustus sekitar tanggal 13–15 Agustus. Perayaan ini dimaksudkan untuk menyambut kedatangan para arwah nenek moyang ke rumah. Bon Odori merupakan tarian pada perayaan Obon, yang biasa dilakukan oleh masyarakat di seluruh Jepang. Pada waktu Bon Odori, laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun dewasa semua mengenakan yukata yaitu kimino katun untuk musim panas dengan diiringi irama bedug yang disebut Yagura.

l. Hanami

image

Hanami adalah pesta melihat bunga sakura yang diselenggarakan pada bulan April, di seluruh Jepang. Pohon Sakura berbunga dan berkembang hampir bersamaan. Pada saat itu, di taman-taman yang nampak seperti ditutupi bunga sakura oaring – orang berkumpul untuk merayakan pesta melihat bunga sakura. Bunga sakura di Jepang dijadikan bunga nasional. Diseluruh pulau Honshu bunga sakura mekar pada bulan April. Sedangkan di Hokkaido sudah memasuki bulan Mei sampai pertengahan bulan Mei. Dan Di Shikoku lebih cepat sedikit yaitu sekitar 2 (dua) sampai 3 (tiga) hari pada akhir bulan Maret.

4. Perekonomian Jepang

Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Selain iyu, lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang. Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini.

Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut "keajaiban ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an. Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi pada 1990-an, dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya 1,7% sebagai akibat penanaman modal yang tidak efisien dan penggelembungan harga aset pada 1980-an. Institusi keuangan menanggung kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang dengan jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan ekonomi hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan ekonomi global pada tahun 2000

Pada tahun 2013, Jepang menjadi negara dengan perekonomian terbesar nomor tiga di dunia setelah Amerika Serikat dan China dengan PDB nominal sekitar US$ 6,1 triliun dan untuk tahun 2014 direncanakan naik menjadi US$ 6,4 triliun. Sektor industri dan jasa memegang peranan penting dalam menciptakan tingginya nilai produk domestic bruto (PDB). Selain sektor industry dan jasa, sektor kelautan, peternakan dan pertanian juga berperan terhadap PDB negara tersebut, walaupun tidak sebesar sektor industry. Berikut adalah persentase berbagai sektor yang berkontribusi pada PDB negara Jepang:

image

Dari diagram tersebut, maka tampak bahwa sektor perindustrian dan jasa mendominasi dalam hal kontribusi pada PDB negara tersebut dimana sektor industry dan jasa menyumbang lebih dari 80% dari total sektor perekonomian di Jepang. Bahkan sektor peratanian, peternakan dan kelautan juga telah mengarah pada proses industrialisasi yang ditandai dengan mekanisasi dan tingginya tingkat produktivitas. Dengan keadaan yang demikian, maka tak dapat dipungkiri bahwa Jepang mendapat julukan sebagai Negara Industri.

Sektor Industri dan jasa di Jepang umumnya terpusat pada Pulau Honshu sebagai pulau utama. Meskipun terdapat empat pulau utama (Hokkaido, Honshu, Sikkoku, dan Kyushu) tetapi industry utama tetap terfokus pada pulau Honshu, dan di pulau-pulau lain lebih berkembang pada sektor pertanian, peternakan, kelautan dan industry kecil. Sektor industri dan jasa yang notabene merupakan industry utama tersebut mengaglomerasi pada daerah pinggiran pantai. Berikut adalah peta persebaran industry utama di Jepang

image

Latak daearah industry di Pulau Honshu yang ada di pinggir pantai merupakan upaya untuk melakukan efektivitas dan efisisensi dalam hal distribusi produk. Transportasi laut memegang peran utama untuk mengekspor barang produksi Jepang ke berbagai negara. Umumnya menggunakan kapal-kapal berukuran raksasa dengan kapasitas muat yang sangat besar. Begitu juga untuk sektor kelautan dan perikanan yang notabene sangat bergantung pada sumber daya laut, maka sebagian besar tempat pengelolaan ikan ada di pinggir pantai, baik yang ada di Pulau Honshu maupun tiga pulau utama lainnya. Besarnya kebutuhan orang Jepang akan makanan laut, menjadi faktor penting majunya industry perikanan laut yang ditandai dengan pembangunan fasilitas pengelolaan ikan yang modern, mekanisasi penangkap ikan dan kapal-kapal nelayan yang dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi keberadaan ikan yang kesemuanya itu mengarah pada tingginya produktivitas tangkapan ikan nelayan Jepang.

Dalam hal pertanian, Jepang tergolong negara dengan sistem pertanian yang maju. Hal ini didukung dengan teknologi pertanian yang meliputi teknologi rekayasa bioteknologi yang menjadikan produk pertaniannya berkualitas dan berkauntitas unggul. Penggunaan lahan untuk pertanian di Jepang umumnya banyak di daerah dengan relief yang relative datar dan terfokus pada Pulau Honshu, Shikoku dan Kyushu seperti pada gambar berikut

image

Komoditas pertanian Jepang didominasi oleh tanaman padi sebagai bahan pangan yang utama. Selain itu ada juga tanaman gandum, jagung dan berbagai sayuran serta buah-buahan. Akan tetapi sektor pertanian tidak berpengaruh signifikan bagi GDP negara tersebut mengingat sektor pertanian diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri sendiri.

Untuk pertambangan, Jepang tidak terlalu banyak memiliki daerah pertambangan, hal ini karena jumlah SDA yang terbatas di Jepang, sehingga kebutuhan akan barang tambang utamanya besi, baja, nikel dan lain-lainharus dipasok dari luarnegeri guna memenuhi kebutuhan industry-industri dalam negeri Jepang. Berikut adalah peta persebaran lokasi keterdapatan penambagan mineral di Jepang.

image

Dalam hal perdagangan internasional, Jepang juga memainkan peran dominan dan melalui perdagangan internasional juga lah Jepang memperoleh pendapatan yang luar biasa besar. Selain melakukan impor terutama terkait minyak dan gas, Jepang juga melakukan ekspor terutama peralatan elektronik, mesin, alat transportasi dan alat telekomunikasi. Khusus ekspor alat transportasi (mobil dan motor) setidaknya ada 141 negara yang menjadi sasaran impor Jepang dimana Amerika Serikat merupakan negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar dengan total ekspor US$ 20,63 miliar diikuti oleh China dengan total ekspor US$ 17,63 miliar dan Korea Selatan dengan total ekspor US$ 9,07 miliar. Sedangkan ekspor Jepang ke Indonesia mencpai US$ 2,72 miliar. Untuk ekspor non migas ke Indonesia menurut BPS tahun 2013 mencapai US$ 13,48 miliar.

Majunya sektor perekonomian dalam negeri dengan ditopang oleh industry-industri besarnya maka Jepang memiliki keleluasaan yang lebih dibanding dengan negara sedang berkembang dalam hal hubungan internasional. Hubungan internasional Jepang dari zaman ke zaman mengalami dinamika yang cukup signifikan mulai dari era sebelum Meiji dimana Jepang mengisolasi diri dari kancah internasional, kemudian pada zaman Meiji yang terkenal dengan agenda Restorasi Meiji yang mengubah Jepang dari negara tertutup menjadi negara terbuka yang merupakan titk kebangkitan ekonomi dan militer Jepang, kemudian berlanjut pada Yoshida Doctrine tahun 1957 dimana politik luar negeri Jepang lebih bercorak pada diplomasi secara ekonomi dan kemudian sampai pada Fukuda Doctrine 1997 dimana focus dari politik internasional Jepang adalah non-militer, berorientasi ekonomi dan berorientasi budaya. Perkembangan politik perdagangan internasional Jepang pun mengalami kemajuan. Salah satu buktinya yaitu diterapkannya politik Dumping.

Politik Dumping merupakan kebijakan perdagangan dimana negara eksportir menjual barang ke negara lain dengan harga lebih murah dibanding dengan hara di dalam negerinya dengan tujuan mencari atau menguasai pangsa pasar. Politik Dumping menghendaki negara yang memiliki tingkat perekonomian yang kuat dan stabil untuk bisa menerapkan politik tersebut. Pencetus politik Dumping ini yaitu Jepang, China dan Singapura. Beberapa kriteria politik Dumping yaitu sebagai berikut;

· Negara memiliki tingkat perekonomian kuat dan stabil

· Produktivitas barangnya termasuk tinggi, bahkan berlebih

· Kualitas produknya berstandar internasional (ISO)

· Mampu mempengaruhi pangsa pasar internasional untuk menggunakan produknya.

· Keuntungan jangka panjang.

5. Sistem Pemerintahan Politik dalam dan Luar Negeri Negara Jepang

Jepang merupakan negara berbentuk monarki konstitusional dengan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan, sedang Kaisar sebagai kepala negara. Kaisar memiliki beberapa hak istimewa yaitu jabatannya secara turun temurun dan berlaku sepanjang hidupnya. Selain itu juga dapat mengangkat dan memberi pendapat yang patut dipertimbangkan kepada cabinet selain itu juga memiliki kewenangan melantik hakim agung di pengadilan mahkamah agung. Legislatif berbentuk bicameral, dimana terdiri dari House of Representatif dan House of Council dimana dua kamar tersebut diisi oleh kader-kader dari berabagai partai politik yang menang dalam pemilu. Partai politi di Jepang ada 11 partai politik. Sedangkan yang menguasai parlemen saat ini adalah partai LDP (Liberal Democratic Party). Skema politik dan sistem pemerintahan dalam negeri Jepang adalah sebagai berikut

image

Sedangkan politik luar negeri Jepang mengalami dinamika yang cukup signifikan, dimulai dari masa Feodal yang bercirikan pengisolasian diri dari percaturan internasional. Pada masa ini terdapat 7 rezim yang berkuasa secara bergantian, mereka adalah Kamakura, Muromachi, Kemmu, Nanboku Cho, Sengoku, Azuchi Momoyama, Edo. Selanjutnya adalah masa Restorasi Meiji yang dipimpin oleh Tenno Meiji, dimana memiliki corak yang lebih terbuka dengan bangsa asing hal tersebut tentu sangat mendukung bagi kemajuan dalam negeri dan pada masa itu merupakan masa modernisasi bagi Jepang. Tahun 1869-1945 politik luar negeri Jepang berubah total menjadi militeristik dan imperialis. Hal ini dibuktikan dengan invasi Jepang ke sejumlah negara termasuk Indonesia. Setelah dua kota penting (Hiroshima dan Nagasaki) dibom atom oleh Amerika, seketika itu juga aktivitas militer dan ekonomi Jepang lumpuh. Kebijakan luar negeri Jepang juga berubah drastic, hal ini ditandai dengan penarikan besar-besaran pasukan Jepang dari seluruh dunia dan terjadi proses demiliterisasi hal ini untuk memfokuskan pembangunan ekonomi pasca dibom atom tersebut. Strategi itupun berhasil, Jepang mampu tampil sebagai negara maju dan hal itu juga sangat berpengaruh pada kebijakan luar negeri yang ditempuh Jepang. Setelah Jepang mampu menjadi negara dengan kekuatan ekonomi besar, Jepang aktif dalam pemberian bantuan khususnya kepada negara-negara bekas jajahannya melalui program bantuan ODA (Official Development Association) hal ini dikenal sebagai Yoshida Doctrine (1957). Selain itu guna mempererat hubungan antara Jepang dan bekas negara jajahannya, Jepang mengembangkan soft diplomacy diantaranya dengan kerjasama bidang kebudayaan, pendidikan, ekonomi dan lain-lain dan hal ini dikenal sebagai program Fukuda Doctrine (1977).

0 comments:

Posting Komentar

popcash