Senin, 14 November 2016

Fenomena Alam El Nino

El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.

clip_image001
(Sumber : http://www.acmecompany.com/stock_thumbnails/13007.el_nino_conditions.jpg)

1. Asal Muasal El Nino

clip_image002

(Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/nov97_ssta.gif)

El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “anak lelaki”. Sejarahnya, pada abad ke-19 nelayan Peru menyadari terjadinya kondisi menghangatnya suhu lautan yang tidak biasa di wilayah pantai Amerika Selatan, dekat Ekuador dan     meluas hingga perairan Peru. Hal ini terjadi di sekitar musim Natal pada setiap tahun. Pada tahun-tahun normal, air     laut dalam yang bersuhu rendah dan kaya akan nutrisi bergerak naik ke permukaan di wilayah dekat pantai. Kondisi ini     dikenal dengan upwelling. Upwelling ini menyebabkan daerah tersebut sebagai tempat berkumpulnya jutaan plankton     dan ikan. Ketika terjadi El Nino upwelling jadi melemah, air hangat dengan kandungan nutrisi yang rendah menyebar di     sepanjang pantai sehingga panen para nelayan berkurang.

Gilbart Walker yang mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker yaitu sirkulasi angin      Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas      pada daerah tersebut.
a. Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau Carolina Utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan  perairan sepanjang pantai Portugal dan California.  Sedangkan perairan di sekitar wilayah Indonesia lebih hangat  daripada perairan di sekitar Peru, Chile dan Ekuador.
b. Perbedaan temperatur lautan di arah Timur – Barat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara permukaan di antara          tempat – tempat tersebut.
    c. Udara bergerak naik di wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun di di wilayah lautan yang lebih dingin.          Dan itu menyebabkan aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari Timur ke Barat.
         Inilah yang kemudian disebut dengan angin Pasat Timuran.

clip_image004

Sirkulasi Timur Barat (Sirkulasi Walker)
(sumber: http://www.bom.gov.au/lam/climate/level3/analclim/elnino.htm)

2. Kondisi Normal

Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia ≥28°C sedangkan SST di     Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C (SST di Pasifik Barat 8° - 10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik     Timur).

clip_image006

clip_image008

(Sumber: http://winds.jpl.nasa.gov/images/winds_over_ocean2.gif)

    Pada kondisi netral :

  • Angin di wilayah Samudra Pasifik di sekitar ekuator ( Angin Pasat Timuran) dan air laut di bawahnya, mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan.
  • Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan Australia Utara

3. Kondisi El Nino

clip_image009

Sebaran awan hujan sangat sedikit di wilayah Indonesia

    Pada tahun El Nino jumlah air laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur     berkurang atau bahkan menghilang sama sekali. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi sehangat Pasifik Barat.

clip_image010

clip_image011

    Ketika terjadi El Nino :

  • Angin Pasat Timuran melemah, artinya angin berbalik arah ke Barat dan mendorong wilayah potensi hujan ke Barat. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Pasifik Tengah dan Timur dan Amerika Tengah.

clip_image012

4. Intensitas El Nino

    Masing-masing kejadian El Nino adalah unik dalam hal kekuatannya sebagaimana dampaknya pada pola turunnya hujan     maupun panjang durasinya.

    Berdasar intensitasnya El Nino dikategorikan sebagai :

1. El Nino Lemah (Weak El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +0.5º C s/d +1,0º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

2. El Nino sedang (Moderate El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +1,1º C s/d 1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

3. El Nino kuat (Strong El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator > 1,5º C dan berlangsung minimal           selama 3 bulan berturut-turut.

Mendeteksi El Nino

El Nino adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi kehidupan di wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun. Meskipun rata-rata El Nino terjadi setiap tiga hingga delapan tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 18 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap. Kenyataan ini membuat El Nino sulit diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. Namun demikian secara umum terdapat tiga parameter yang biasa digunakan untuk mendeteksi terjadinya El Nino :

1. SOI (Indeks Osilasi Selatan)

    SOI adalah nilai indeks yang menyatakan perbedaan Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin-Australia,     secara matematika dirumuskan :

clip_image014

Dengan :

  • Pdiff       = selisih antara rata-rata satu bulan SLP Tahiti dan rata-rata SLP Darwin
  • Pdiffav    = rata-rata jangka panjang Pdiff di bulan yang dimaksud
  • SD(Pdiff) = Standar Deviasi jangka panjang dari Pdiff di bulan yang dimaksud

El Nino dideteksi ketika nilai SOI negatif selama periode yang cukup lama (minimal tiga bulan).

clip_image015

2. Suhu Muka Laut (SST)

    El Nino terutama ditandai dengan meningkatnya suhu muka laut di Pasifik Ekuator, SST ini lebih tinggi dibandingkan     dengan rata-ratanya dan penyimpangan di daerah tersebut bernilai positif.

Pergerakan angin pasat

clip_image016

    Selama kejadian El Nino, angin pasat timur melemah. Aliran ke Timur berbalik ke arah Barat. Perairan di sekitar     Indonesia dan Australia menjadi dingin dan lebih kering.

Dampak El Nino

clip_image018

(Sumber: http://www.cnn.com/WEATHER/9708/20/el.nino/effects.lg.jpg)

El Nino merupakan fenomena cuaca skala global dan mempengaruhi kondisi iklim di berbagai tempat.

1. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global

a) Angin pasat timuran melemah

b) Sirkulasi Monsoon melemah

c) Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di    daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.

d) Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat serta wilayah Argentina. Cuaca cenderung     hangat dan lembab.

clip_image019

(Sumber: http://www.physics.ohio-state.edu/~wilkins/writing/Samples/shortmed/larsonshort/nino.gif)

2. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia

Fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino.

El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan berkurang dan keadaan bertambah menjadi      lebih buruk dengan meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya.

clip_image020

(Sumber: http://www.pbs.org/wgbh/nova/elnino/reach/across.html)

Kekeringan dan kebakaran hutan terparah yang pernah terjadi selama 50 tahun terjadi di tahun 1997. Polusi udara yang ditimbulkannya menyebar hingga ke seluruh wilayah ditambah Negara-negara tetangga –Brunei, Filipina, dan Thailand-.

0 comments:

Posting Komentar

popcash