Sabtu, 28 Januari 2017

Faktor Lahan Krtitis dan Pemulihannya

Lahan kritis merupakan lahan yang tidak produktif dan jika dikeloka, maka produksi lahan akan rendah. Bahkan jumlah produksi yang didapat akan jauh lebih sedikit dibanding biaya pengelolaannya. Lahan tandus tidak dapat digunakan untuk usaha tani karena tingkat kesuburannya yang sangat rendah atua mendekati nol. Faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis antara lain adalah:

a. Erosi tanah atua masswasting yang biasanya terjadi di daerah dataran tinggi, pegunungan dan daerah terjal lainnya.
b. Pengelolaan lahan yang kurang memerhatikan aspek kelestarian lingkungan. Lahan kritis dapat terjadi baik di dataran tinggi, pegunungan, daerah yang miring maupun dataran rendah.
c. Kekeringan biasanya terjadi di daerah-daerah bayangan hujan.
d. Genangan air yang terus menerus seperti di daerah  pantai yang selalu tertutup rawa.
e. Pembekuan air biasanya terjadi di daerah kutub atau pegunungan.
f. Pencemaran, contohnya pestisida, limbah pabrik yang masuk ke lahan pertanian lewat aliran sungai atau yang lain mengakibatkan lahan pertanian menjadi kritis.
g. Masuknya material yang dapat bertahan lama di lahan pertanian misalnya plastik. Plastik dapat bertahan lebih dari 200 tahun di dalam tanah sehingga mengganggu kestabilan hara tanah. Baca juga: Mengapa warna tanah bisa berbeda

Lahan kritis jika tidak segerah diperbaiki maka akan membahayakan kehidupan manusia secara langsung atau tidak langsung dan harus diperbaiki. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki lahan kritis antara lain sebagai berikut:
Faktor Lahan Krtitis dan Pemulihannya
Lahan Kritis Bekas Tambang
a. Penghijauan atau reboisasi daerah gundul di pegunungan. Penghijauan bertujuan menanami lahan gundul yang belum pernah menjadi hutan sementara reboisasi adalah menanami lahan gundul pernah menjadi hutan.
b. Untuk mencegah besarnya erosi di lahan miring, perlu dilakukan pembuatan terasering dengan sistem penanaman searah garis kontur.
c. Tindakan yang tegas dan bersifat mendidi kepada siapa saja yang melakukan kegiatan pengrusakan lahan.
d. Pemupukan dengan pupuk organik atau alami secara konsisten agar tanah kaya akan unsur hara.
e. Untuk menggemburkan tanah sawah perlu dikembangkan tumbuhan azola.
f. Melakukan reklamasi lahan bekas tambang. Biasanya daerah ini sangat gersang dan harus ditanami vegetasi yang sesuai dengan lahan tersebut.
g. Menghilangkan unsur-unsur yang dapat mengganggu kesuburan lahan pertanian misalnya plastik. 
h. Memanfaatkan tumbuhan eceng gondok untuk menurunkan zat pencemar yang ada pada lahan pertanian. Eceng gondok ini dapat menyerap zat pencemar dan dapat digunakan sebagai sumber pakan ikan. Namun tumbuhan ini sangat cepat berkembang jadi harus dipantau perkembangannya. Baca juga: Konsep pembagian kekuasaan di Indonesia

Gambar: cikalnews.com

0 comments:

Posting Komentar

popcash