Jumat, 23 Juni 2017

Egrang



Egrang
Karya: Rizki Siddiq Nugraha

Egrang merupakan permainan tradisional yang belum diketahui secara pasti dari mana asal mulanya, namun dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama-nama yang beragam, seperti sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama tengkak-tengkak dari kata tengkak (pincang), ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu, pada bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau, dan di Jawa Tengah dengan nama jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang.
Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari dua batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya dibuat agak besar. Permainan ini cukup dikenal di berbagai daerah di Indonesia, meski begitu saat ini permainan egrang sudah mulai sulit ditemukan, baik di perkotaan maupun di desa sekalipun.
Egrang terbuat dari batang bambu dengan panjang kurang lebih 2,5 meter. Sekitar 50 cm dari bawah, dibuat tempat berpijak kaki yang rata dengan lebar kurang lebih 20 cm. Permainan egrang dapat dikategorikan sebagai permainan tradisional anak-anak. Pada umumnya permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki berusia 7-13 tahun dengan jumlah pemain 2-6 orang. Permainan egrang sendiri sangat unik karena memerlukan keterampilan dan keseimbangan tubuh saat memainkannya, maka dari itu tidak setiap orang dapat bermain egrang. Bentuk egrang disesuaikan dengan pemakainya, bila yang bermain egrang orang dewasa maka egrang yang digunakan lebih panjang dan tinggi, sedangkan untuk anak ukurannya lebih pendek.
Permainan egrang ini tidak memerlukan tempat (lapangan) yang khusus. Egrang dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Luas arena permainan egrang sepanjang 7-15 meter dan lebar sekitar 3-4 meter.
Aturan permainan egrang dapat dibagi menjadi dua, yakni perlombaan lari dan pertandingan untuk saling menjatuhkan dengan cara saling memukulkan kaki-kaki bambu pada egrang. Perlombaan adu kecepatan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 7-11 tahun dengan jumlah 2-6 orang. Sedangkan, pertandingan untuk saling menjatuhkan lawan biasanya dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 11-13 tahun dengan menggunakan sistem kompetisi.
Apabila permainan egrang berupa adu kecepatan (lomba lari), maka diawali dengan berdirinya 2-6 pemain di garis startsambil menaiki bambu masing-masing. Bagi anak-anak yang kurang tinggi atau baru belajar bermain egrang, ia dapat menaiki egrang dari tempat yang agak tinggi atau menggunakan tangga dan baru berjalan ke arah garis start. Apabila telah siap, pemberi aba-aba akan memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba tersebut, para pemain akan berlari menggunakan egrang menuju garis finish. Pemain yang lebih dulu mencapai garis finishdinyatakan sebagai pemenang.
Apabila permainan bertujuan untuk mengadu bambu masing-masing pemain, maka diawali dengan pemilihan dua orang pemain yang dilakukan secara musyawarah/mufakat. Setelah itu, mereka akan berdiri berhadapan. Apabila telah siap, pemberi aba-aba memberikan aba-aba untuk segera memulai permainan. Mendengar aba-aba tersebut, kedua pemain akan mulai mengadukan bambu-bambu yang mereka naiki. Pemain yang dapat menjatuhkan lawan dari bambu yang dinaikinya dinyatakan sebagai pemenang.
Banyak manfaat yang didapat dari bermain egrang. Anak-anak dapat bersosialisasi dan berbaur dengan teman sebayanya. Selain itu, permainan egrang memberikan kebahagiaan tersendiri pada anak tersebut. Di sisi lain, permainan egrang melatih motorik, fokus, dan keseimbangan anak. Nilai budaya yang tercermin dalam permainan egrang, di antaranya kerja kelas, keuletan, dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar dapat memenangkan permainan. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan. Sedangkan nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, namun juga mau menerima kekalahan.

Egrang
Egrang

Egrang
Permainan Egrang

0 comments:

Posting Komentar

popcash