Pencemaran Tanah
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Pencemaran tanah adalah keadaan bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia dan hewan hidup dari tumbuhan. Maka, sebagian besar makanan berasal dari permukaan tanah.
Pencemaran tanah biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub permukaan, zat kimia, atau limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka hal tersebut dapat menguap, tersapu air hujan, dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersuntuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Sumber pencemar air dan udara pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk, pestisida dari daerah pertanian, dan limbah deterjen juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
Adapun komponen-komponen bahan pencemar tanah, di antara nya:
1. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk, perdagangan/pasar/tempat usaha, dan kelembagaan misalnya perkantoran dan sekolah.
2. Limbah industri
Limbah industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Selain itu, tembaga, timbal, perak, khrom, arsen, dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam dapat mencemari tanah. Jika zat-zat tersebut meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
3. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk memberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk dan pestisida yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena unsur hara tanah semakin berkurang.
Limbah domestik yang sangat banyak perlu penanggulangan yaitu dengan cara memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah terurai oleh tanah, dan sampah anorganik atau sampah yang akan terurai tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, dapat dijadikan kompos dan khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas. Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme, cara penanganannya dengan mendaur ulang sampah tersebut menjadi bahan baku yang dapat dipakai kembali atau hiasan. Limbah industri perlu penanganan yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang ke sungai atau laut. Limbah pertanian juga perlu diantisipasi dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk memberantas hama seperti pestisida dapat diganti dengan penggunaan pupuk kompos.
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan memiliki dampak yang luas. Berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan terus-menerus terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukimia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan mungkin tidak dapat diobati. Organofosfat dan karmabat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Inti nya pada dosis tertentu, pencemaran terhadap tanah dapat menyebabkan berbagai penyakit hingga menyebabkan kematian.
Pencemaran tanah berdampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman, tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar utama pada tanah.
Pencemaran tanah juda dapat berdampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia berbahaya bahkan pada dosis yang rendah. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya dapat memusnahkan sejumlah spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberikan dampak besar terhadap predator atau tingkatan lain pada rantai makanan tersebut.
Terdapat dua cara penanganan pencemaran tanah, sebagai berikut:
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (on-site) dan ex-situ (off-site). Pembersihan in-situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu, di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya, tanah tersebut disimpan di bak/tangki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolahan air limbah. Pembersihan ex-situ ini jauh lebih mahal dan rumit.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorgansime (jamur atau bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah dan mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun.
0 comments:
Posting Komentar