Media Pembelajaran Leaflet
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dijait. Menurut Azhar (2010, hlm. 6) leaflet “berisikan suatu gagasan secara langsung ke pokok persoalannya dan memaparkan cara melakukan tindakan secara pendek dan lugas”. Leaflet merupakan media berbentuk selembar kertas yang diberi gambar dan tulisan (biasanya lebih banyak tulisan) pada kedua sisi kertas, serta dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa.
Agar terlihat menarik, biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat, serta mudah dipahami. “Leafletsebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat mengiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih kompetensi dasar” (Majid, 2009, hlm. 178). Leaflet sebagai bahan ajar harus disusun secara sistematis dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Hal ini untuk menarik minat baca dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Leaflet yang sering kita temui biasanya bersifat memberikan langkah-langkah untuk melakukan sesuatu (instruksional). Leaflet efektif untuk menyampaikan pesan yang singkat dan padat. Media ini juga mudah dibawa dan disebarluaskan. Bahkan karena ukurannya yang lebih ringkas, “jumlah (muatan materi) yang dibawa bisa lebih banyak daripada poster” (Azhar, 2010, hlm. 7).
Menurut Setyono (dalam Falasifah, 2014, hlm. 15) dalam menyusun leaflet sebagai bahan ajar yang baik, leaflet paling tidak memuat, antara lain:
1. Judul, diturunkan dari KD (Kompetensi Dasar) sesuai dengan materi.
2. Materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari kurikulum.
3. Informasi dimuat jelas, padat, menarik, dan memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia serta pengalaman pembaca.
4. Tugas berupa membaca buku tertentu yang terkait dengan materi belajar untuk dibuat resumenya dan diberikan secara individu atau kelompok.
5. Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan.
6. Gunakan berbagai sumber belajar, seperti buku, majalah, dan internet sebagai penunjang.
Leaflet memiliki sejumlah keunggulan maupun kelemahan. Sesuai dengan pendapat Simnett dan Ewles (dalam Falasifah, 2014, hlm. 15) keunggulan leaflet, antara lain:
1. Leaflet efektif untuk pesan singkat, sederhana, dan murah.
2. Siswa dapat belajar mandiri, karena dapat melihat isinya pada saat santai.
3. Dapat memberikan detail yang tidak mungkin bila disampaikan secara lisan.
4. Siswa bersama guru dapat mempelajari informasi yang rumit.
Adapun kelemahan leaflet menurut Simnett dan Ewles (dalam Falasifah, 2014, hlm. 15), di antaranya:
1. Pembuatan leaflet yang bagus membutuhkan biaya yang relatif mahal.
2. Mudah hilang dan rusak.
3. Dapat menjadi kertas percuma, kecuali guru secara aktif melibatkan siswa dalam membaca dan menggunakan materi dan pesan yang disampaikan terbatas pada leaflet.
Berikut sejumlah contoh dari leaflet yang digunakan di SD (Sekolah Dasar), sebagai berikut:
Referensi
Azhar, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Falasifah (2014). Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Leaflet Berbasis Sejarah Lokal dengan Materi Pertempuran Lima Hari di Semarang pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Pemalang Tahun Ajaran 2013/2014. (Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Majid, A. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
0 comments:
Posting Komentar