Triangulasi Data
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Triangulasi adalah suatu pendekatan analisa data yang mensintesa data dari berbagai sumber. Triangulasi mencari dengan cepat pengujian data yang sudah ada untuk memperkuat penafsiran dan meningkatkan keabsahan data. Triangulasi menurut Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2007, hlm. 330) adalah “the aim is not to determinate the truth about same social phenomenon, rather than the purpose of triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being investigated”. Artinya, triangulasi bukan bertujuan mencari kebenaran, namun meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data dan fakta yang dimiliki. Menurut Wiliam Wiersma (dalam Sugiyono, 2007, hlm. 372) “triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data source of multiple data collection procedures”. Artinya, triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, sehingga triangulasi dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yakni triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
Triangulasi pada prinsipnya merupakan model pengecekan data untuk menentukan apakah sebuah data benar-benar tepat menggambarkan fenomena pada sebuah penelitian. Maka, banyak cara dapat dilakukan berdasarkan data yang dimiliki dalam penelitian tersebut. Denzin, Cohen, dan Manion (dalam Alwasilah, 2008, hlm. 150) mengemukakan sejumlah format triangulasi, yakni:
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber berarti membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu digunakan untuk validasi data yang berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan data yang sahih melalui observasi, peneliti perlu mengadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.
3. Triangulasi teori
Triangulasi teori adalah memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Untuk itu, diperlukan rancangan penelitian, pengumpulan data, dan analisis data yang lebih lengkap. Dengan demikian, akan mendapat hasil yang lebih komprehensif.
4. Triangulasi peneliti
Triangulasi peneliti adalah menggunakan lebih dari satu peneliti dalam mengadakan observasi atau wawancara, karena masing-masing peneliti memiliki gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda dalam mengamati suatu fenomena, maka hasil pengamatan pun dapat berbeda. Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua atau lebih peneliti akan dapat memperoleh data yang lebih absah. Sebelumnya tim peneliti perlu mengadakan kesepakatan perihal menentukan kriteria/acuan pengamatan atau wawancara.
5. Triangulasi metode
Triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan penelitian. Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama. Pelaksanaannya dapat juga dengan cara checkdan recheck.
Sebagai tambahan, untuk dapat melakukan triangulasi data, maka metode pengumpulan data yang direkomendasikan oleh Alwasilah (2008, hlm. 151-166) di antaranya: 1) survei; 2) eksperimen; 3) interview/wawancara; 4) observasi/pengamatan, 5) analisis dokumen, 6) analisis data, 7) menulis memo, 8) koding, 9) kategorisasi, 10) kontekstualisasi, 11) pajangan (display), dan 12) arsip analitis.
Referensi
Alwasilah, C. (2008). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sugiyono (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
0 comments:
Posting Komentar