Membuat Abstrak Penelitian
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Lazimnya, abstrak dicantumkan pada artikel ilmiah baik yang berupa karya ilmiah hasil penelitian maupun yang merupakan telaah pustaka. Abstrak memuat intisari dari penelitian yang disusun. Abstrak merupakan penyajian yang singkat dan teliti mengenai suatu dokumen atau tulisan dengan tidak ditambahkan kritik atau interpretasi serta ciri-ciri penulis abstrak.
Oleh karena yang akan dibaca oleh reviewer setelah membaca judul adalah abstrak, maka para peneliti harus benar-benar memperhatikan abstrak. Abstrak yang tidak jelas dan tidak lengkap dapat menjadi sebab ditolaknya suatu penelitian.
Abstrak sangat penting artinya bagi suatu penelitian yang ditulis karena mempunyai sejumlah manfaat. Bagi pembaca yang sibuk biasanya tidak ada waktu banyak baginya untuk membaca seluruh artikel ilmiah, maka ia akan membaca abstrak sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membaca menjadi lebih sedikit. Selain itu, biasanya untuk menulis artikel ilmiah seseorang harus membaca banyak artikel sehingga dengan hanya membaca abstrak ia akan memperoleh lebih banyak informasi dalam waktu yang lebih singkat. Membaca abstrak juga akan mempermudah dalam menyeleksi artikel ilmiah yang hendak dibaca, membantu penelusuran pustaka, dan sebagainya.
Adapun karakteristik abstrak, antara lain:
1. Singkat dan menyeluruh. Ciri-ciri abstrak yang baik adalah singkat denan hanya menjelaskan hal-hal yang paling penting. Pada abstrak tidak perlu dikemukakan latar belakang yang menjelaskan pentingnya penelitian ditulis. Namun, kadang kala reviewer mensyaratkan dalam abstrak ditulis latar belakang secara ringkas. Selain itu, teknik, alat, dan proses yang sudah dikenal tidak perlu dijelaskan, Jadi dalam abstrak hanya ditulis metode penelitian dan variabel yang diteliti secara ringkat. Tidak perlu ada penjelasan atau definisi tentang konsep-konsep pada variabel yang diukur. Pada abstrak perlu juga dikemukakan tujuan penelitian dan hipotesis yang akan diuji. Abstrak biasanya terdiri atas 200-300 kata.
2. Berketelitian tinggi. Diuraikan tujuan, metode, dan analisis data secara akurat.
3. Jelas, artinya mudah dibaca dan sebaiknya memakai kata-kata yang ditulis dalam isi penelitian, sehingga tidak mengubah arti tulisan.
4. Pada abstrak tidak ada pergantian paragraf. Abstrak dianggap sebagai satu pokok pikiran dari penelitian yang dilakukan. Oleh sebab itu, abstrak ditulis dalam satu paragraf.
5. Pada penulisan karya ilmiah biasanya menggunakan kalimat pasif.
6. Pustaka, singkatan, ilustrasi, grafik, dan tabel biasanya tidak dicantumkan dalam abstrak.
7. Abstrak sebaiknya mengandung kata kunci sekunder. Kata kunci sekunder merupakan kata atau kelompok kata yang diturunkan dari kata kunci primer.
8. Abstrak dilengkapi dengan kata kunci.
9. Abstrak hanya menyajikan data tanpa komentar.
10. Abstrak biasanya terdapat pada permulaan suatu laporan penelitian.
Secara ringkas, terdapat sembilan unsur nonlinguistik untuk abstrak yang baik, yakni: (1) memberi tahu pembaca informasi apa yang ada di dalam artikel, (2) berbentuk tulisan pendek, (3) memperkenalkan subjek kepada pembaca, (4) mengomunikasikan informasi spesifik dari karya ilmiah, (5) singkat, (6) meyajikan hasil temuan utama, (7) menyajikan kesimpulan utama, (8) menggunakan satu paragraf, (9) berkaitan dengan topik konferensi atau publikasi.
Terkadang penulis kurang memperhatikan perbedaan abstrak dan ringkasan. Ada penulis atau jurnal ilmiah yang tidak membedakan antara keduanya. Sebenarnya terdapat sejumlah perbedaan antara keduanya, antara lain:
1. Ringkasan terdiri atas sejumlah pokok pikiran dari sebuah tulisan ilmiah. Oleh sebab itu, ringkasan terdiri atas lebih dari satu paragraf, sedangkan abstrak hanya terdiri atas satu paragraf.
2. Ringkasan biasanya lebih banyak jumlah katanya daripada abstrak.
3. Bahasan pada ringkasan biasanya lebih mendalam daripada abstrak. Pada ringkasan diuraikan latar belakang, tujuan, metode, hasil penelitian yang lebih mendalam. Bahkan dapat pula diuraikan pembahasan secara ringkas.
4. Ringkasan biasanya tidak mengandung kata kunci.
5. Ringkasan biasanya diletakkan di akhir tulisan ilmiah, sementara abstrak di awal tulisan ilmiah.
Adapun contoh tulisan abstrak, sebagai berikut:
Desain pembelajaran di sejumlah Sekolah Dasar di kota Tasikmalaya masih menggunakan metode konvensional. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran kurang bermakna. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menghasilkan produk desain pembelajaran tematik berbasis outdoor learning di Sekolah Dasar, agar pembelajaran lebih bermakna. Penelitian yang digunakan menggunakan metode penelitian dan pengembangan design based research dengan menggunakan tahapan penelitian model Reeves, yaitu: 1) identifikasi dan analisis masalah oleh peneliti dan praktisi secara kolaboratif; 2) mengembangkan solusi yang didasarkan pada patokan teori, design principle, yang ada dan inovasi teknologi; 3) melakukan proses berulang untuk menguji dan memperbaiki solusi secara praktis; 4) refleksi untuk menghasilkan design principle serta meningkatkan implementasi dari solusi secara praktisi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, studi dokumentasi, observasi dan kuesioner. Lokasi penelitian di empat sekolah dasar di kota Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa desain pembelajaran yang telah dikembangkan valid, praktis dan dapat digunakan. Kevalidan ditunjukkan dari hasil validasi oleh validator ahli, dan keterpakaian dari hasil uji coba sebanyak dua kali uji coba dengan empat kali pertemuan. Respon siswa positif. Respon guru pada uji coba menyatakan bagus, mudah dipahami dan dapat digunakan di Sekolah Dasar. Desain pembelajaran tematik berbasis outdoor learning ini dapat dijadikan alternatif oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran yang mengembangkan rasa ingin tahu yang dimiliki siswa dan proses pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung bagi siswa.
Kata kunci: desain pembelajaran, outdoor learning.
0 comments:
Posting Komentar