Dari berbagai bentuk pasar, sebenarnya dapat dibedakan pada dua sisi yang ekstrim yaitu di satu sisi ekstrim adalah pasar persaingan sempurna dan di sisi ekstrim lainnya adalah pasar monopoli. Dalam contoh kehidupan sehari-hari pasar yang benar- benar pasar persaingan sempurna maupun yang benar-benar pasar monopoli sebenarnya sulit ditemukan. Kalaupun ada sebenarnya hanyalah mendekati pasar persaingan sempurna atau pasar yang mendekati monopoli. Yang paling mudah kita temukan dalam contoh kongkrit sehari-hari adalah pasar yang terletak diantara kedua ujung ekstrim di atas, yaitu seperti pasar persaingan monopolistik, oligopoli, dan pasar monopoli.
1. Contoh Pasar Persaingan Sempurna
Dalam kenyataannya sehari-hari bentuk pasar yang benar-benar bersifat persaingan sempurna sulit ditemukan, yang ada hanyalah kecenderungan mendekati ke bentuk pasar persaingan sempurna. Contoh kongkrit bentuk pasar yang paling mendekati pasar persaingan sempurna adalah pasar barang-barang atau komoditi makanan pokok, seperti pasar beras.
Dalam pasar beras dapat dijelaskan hubungan antara penjual/produsen dengan pembeli/konsumen dapat dikatakan mendekati ciri-ciri pasar persaingan sempurna sebagai berikut :
- a. Dalam pasar komoditi beras jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.
- b. Penjual dan pembeli secara perorangan tidak akan mampu mempengaruhi
- harga.
- c. Komoditi beras dapat dikatakan komoditi yang relatif homogen, kalaupun ada perbedaan rasa atau mutu akan berakibat adanya perbedaan harga.
- d. Harga yang terbentuk pada pasar beras adalah hasil kekuatan tarik menarik antara penawaran beras dan permintaan beras.
Walaupun kenyataan di Indonesia masih ada campur tangan pemerintah dalam stabilisasi harga beras yaitu melalui peran Bulog (Badan Urusan Logistik) namun peran Bulog inipun sudah semakin kecil. Adanya campur tangan pemerintah dalam pengendalian harga komoditas pertanian seperti beras sebenarnya menjadikan pasar beras kurang tepat kalau disebut persaingan sempurna, lebih tepatnya hanya mendekati pasar persaingan sempurna.
2. Contoh Pasar Monopoli
Seperti pada pasar persaingan sempurna, maka pada pasar monopoli kitapun menemui kesulitan untuk menemukan perusahaan yang benar-benar seratus persen bersifat monopoli. Yang dapat kita temukan hanyalah perusahaan- perusahaan yang pasarnya mendekati monopoli. Beberapa produk (barang dan jasa) yang pasarnya dapat dikatakan mendekati monopoli antara lain: telekomunikasi (Telkom), listrik (PLN), jasa kereta api (PT KAI), minyak dan gas bumi (Pertamina), dan perusahaan air minum (PDAM). Namun perlu kalian ketahui bahwa perusahaan-perusahaan di atas dapat menjadi perusahaan monopoli karena adanya regulasi atau undang-undang.
Bentuk monopoli lain yaitu hak paten yang merupakan bentuk khusus dan monopoli undang-undang untuk memasuki suatu industri. Hak paten ini diberikan kepada seorang penemu berupa hak ekslusif (monopoli). Hak paten ini diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk merangsang adanya penemuan-penemuan baru terutama bagi perusahaan kecil dan individu.
Contoh lain, misalnya perusahaan marmer dari Tulungagung atau intan dari Martapura juga dapat dikatakan sebagai monopoli tetapi monopoli pada kasus ini terjadi secara alamiah dikarenakan penguasaan bahan baku. Bahan baku yang khas yang tidak bisa digantikan dengan bahan baku dari daerah lain menjadikan suatu produk menjadi suatu monopoli dari daerah tertentu.
3. Contoh Pasar Oligopoli
Sebagaimana kita ketahui oligopoli dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk pasar yang didalamnya terdapat beberapa penjual dan produk yang dijual bisa sama persis atau bisa dibedakan menurut ciri khasnya. Sedangkan contoh pasar oligopoli dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat dalam masyarakat Indonesia. Beberapa contoh perusahaan/produsen yang berada pada pasar oligopoli antara lain pada produk/barang seperti pada industri semen, misalnya pemainnya ada Semen Gresik, Semen Holcim, Semen Indocement dan ada Semen Cibinong.
Pada industri sepeda motor, misalnya ada Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Vespa, Sanex, Tossa dan lainnya. Pada produk elektronik kita melihat ada Sony, Toshiba, National, Samsung dan lain-lain. Sedangkan pada produk jasa misalnya pada industri jasa penerbangan di Indonesia, ada Garuda, Merpati, Pelita, Bouroq, Mandala, Lion, Adam Air dan lainnya. Pada industri jasa penerbangan yang terjadi saat ini para oligopolis cenderung bersaing dalam hal harga (price competition), kalian dapat melihat bagaimana ramainya perang tarif antar maskapai penerbangan.
Untuk membedakan produk satu perusahaan dengan perusahaan lain, sering para oligopolis menerapkan strategi dalam menguasai dan menarik konsumen adalah dengan membuat model serta memberikan merek tertentu pada produk yang dijual (strategi diferensiasi produk). Model dan terutama merek ini biasanya dibuat agar berkesan di sanubari konsumen, agar konsumen menjadi loyal. Konsumen yang sudah terikat pada produk merek tertentu (loyal) akan sulit berpindah ke produk yang lain.
4. Contoh Pasar Persaingan Monopolistis
Pernahkah kalian minum air minum dalam kemasan (AMDK) atau air mineral? Merk apa yang kalian minum? Aqua, Zam, Aquaria, Vit, Ades, atau merk yang lain lagi atau bahkan air mineral “isi ulang”? Sebagaimana kita ketahui produsen air minum dalam kemasan atau produsen air minum isi ulang sekarang ini boleh dikatakan jumlahnya banyak, dimasing-masing daerah ada produk AMDK baik menggunakan merk-merk lokal ataupun yang menggunakan merk- merk berskala lebih luas ataupun depot-depot pengisian ulang.
Siapa konsumen air minum dalam kemasan? Kita ketahui bahwa sekarang sangat banyak orang/ masyarakat yang mengkonsumsi air minum dalam kemasan/air mineral, tidak saja ketika dalam perjalanan, bahkan dirumahpun untuk minum sehari-hari orang sudah menggunakan AMDK yang tersedia dalam galon besar.
Dari berbagai produk di atas, samakah harganya atau kualitasnya? Kalau kalian amati mungkin kalian akan menemukan ada yang berharga sangat murah seperti air mineral isi ulang, tetapi ada yang berharga sangat mahal seperti Aqua. Kalau kita amati sebenarnya produk air mineral (AMDK) boleh dikatakan relatif homogen, tetapi karena adanya berbagai merk dan cara promosi yang berbeda-beda maka dalam versi konsumen produk air mineral menjadi dapat dibedakan (dalam hal merk, imej ataupun kualitas).
Akibatnya walaupun produsen air mineral atau air minum dalam kemasan jumlahnya cukup banyak, berarti mengandung unsur persaingan, tetapi karena produknya bisa dibedakan (mengandung unsur monopoli), maka ada diantara produsen yang bisa mempengaruhi harga. Jadi produsen air minum dalam kemasan (AMDK) dapat dikatakan sebagai contoh pasar persaingan monopolistik.
0 comments:
Posting Komentar