Pengenalan Air sebagai Dasar bagi Siswa Belajar Renang
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Pengenalan air dibutuhkan oleh siswa yang belum pernah sama sekali belajar berenang, karena kemungkinan siswa ada yang masih takut masuk ke dalam kolam renang. Untuk itu, guru hendaknya memahami benar bentuk-bentuk pengenalan air.
Pengenalan air adalah suatu bentuk latihan dasar sebelum siswa diajarkan gaya renang. Tujuan pembelajaran pengenalan air adalah untuk membentuk sikap, kemampuan, dan keterampilan mengambang atau mengapung dan meluncur pada permukaan air. Melalui kemampuan mengapung dan meluncur akan mempermudah siswa melakukan bentuk gerakan yang akan dipelajari.
Secara khusus bagi siswa yang belum bisa berenang, pembelajaran pengenalan air bertujuan untuk:
1. Agar mengetahui dan dapat merasakan adanya perbedaan bergerak di darat dengan di dalam air.
2. Agar siswa dapat mengetahui dan merasakan adanya pengaruh air terhadap gerakan yang dilakukan.
3. Agar siswa dapat mengetahui dan merasakan adanya pengaruh dan rangsangan terhadap pernapasan.
4. Agar siswa dapat mengetahui dan merasakan pengaruh air terhadap keseimbangan tubuh dan gerak.
5. Memupuk rasa keberanian siswa, menghilangkan rasa takut terhadap air, dan memupuk rasa percaya diri.
6. Memberikan motivasi kepada siswa yang makin lama makin senang terhadap pembelajaran dalam air.
Adapun bentuk pembelajaran pengenalan air dirancang sedemikian rupa dalam bentuk yang paling mudah, kemudian ditingkatkan pada bentuk pembelajaran yang agak sukar. Bentuk pembelajaran tersebut, antara lain:
1. Duduk berjuntai di pinggir kolam dengan mengayun-ayunkan kedua kaki bergantian ke depan ke belakang pada permukaan air;
2. Berdiri kangkang di kolam yang dangkal, badan dibungkukkan ke depan, kemudian masukkan bagian muka ke dalam permukaan air dan kedua mata dibuka;
3. Dilanjutkan dengan memasukkan seluruh bagian kepala sampai terbenam di bawah permukaan air; dan
4. Duduk jongkok di dasar kolam dengan memegang kedua lutut dengan kedua tangan.
Berikut sejumlah latihan untuk bergerak di air, di antaranya:
1. Masuk ke dalam air
a. Rendam tubuh sebatas leher, kemudian basahi muka dengan kedua tangan berulang-ulang;
b. Duduk di dasar kolam, kepala tetap di atas permukaan air, kedua telapak tangan letakkan di samping kiri dan kanan paha; dan
c. Melompat dengan mempergunakan kedua kaki dirapatkan, gerakannya pendek, lakukan berulang-ulang di tempat.
2. Berjalan di dalam air
a. Berjalan dengan lutut ditekuk dan tangan diayun di dalam air, lakukan ke arah depan berulang-ulang;
b. Berjalan biasa ke arah depan dan belakang, lakukan berulang-ulang;
c. Berjalan dengan step panjang dan pendek ke arah depan dan belakang, lakukan berulang-ulang; dan
d. Berjalan ke arah depan dengan menendangkan kaki, lakukan secara berulang-ulang.
3. Bernapas
Bagi siswa yang belum bisa berenang, untuk mengambil udara pernapasan di atas permukaan air, kemudian masuk ke dalam air dan membuang udara pernapasan atau sisa-sisa pembakaran melalui mulut dan hidung di bawah permukaan memang tidak mudah. Namun, bila siswa diberikan latihan-latihan secara teratur, dalam tempo yang relatif tidak lama, hal ini mudah untuk dikuasai dengan baik.
Sejumlah bentuk latihan pernapasan di dalam air, sebagai berikut:
a. Sebelum masuk air, cobalah terlebih dahulu di darat dengan melatih irama mengambil udara pernapasan melalui mulut dan mengeluarkan sisa pembakaran melalui hidung dan mulut sampai irama pengambilan dan mengeluarkan udara pernapasan dapat bekerja secara otomatis.
b. Setelah itu, baru dicobakan di kolam dangkal dengan posisi mulut berada di atas permukaan air. Hirup udara pernapasan dan masukkan kepala ke dalam air, keluarkan udara pernapasan di dalam air melalui hidung dan mulut, baru muncul kembali ke permukaan air sampai mulut berada di atas permukaan air, dan kerjakan berulang-ulang.
Bentuk lainnya dapat diberikan dengan cara, sebagai berikut:
a. Badan dibungkukkan ke depan, dagu di bawah permukaan air, tiupkan udara dari mulut sehingga nampak ada riakan air;
b. Tiupkan bola pingpong di permukaan air, lakukan terus menerus sambil berjalan membungkuk;
c. Tarik napas sedalam-dalamnya dengan mulut dibuka ¾, masukkan muka ke bawah permukaan air, tiupkan udara ke dalam air dengan membuka mulut setengah, lakukan berulang kali;
d. Bernapas naik turun di atas dan di bawah permukaan air sebanyak 5-10 kali dengan matas setengah dibuka;
e. Tarik napas sedalam-dalamnya, kemudian keluarkan melalui mulut dan hidung sedikit demi sedikit sambil menyelam, lakukan selama lima detik sambil menyelam. Lakukan selama lima detik setiap kalinya. Cara mengeluarkan udara di dalam air ada dua cara, yakni secara sedikit demi sedikit (trickle) dan sekaligus (eksplosif);
f. Saling berhadapan dengan teman, berpegangan tangan bergerak naik turun ke dalam air secara bergantian; dan
g. Menyelam secara bergantian dan mencoba menghitung jumlah jari-jemari teman di dalam air.
4. Mengapung
Posisi terapung sebenarnya tidak hanya dilakukan dalam satu sikap saja, tetapi banyak posisi yang dilakukan agar tubuh dapat mengapung di atas permukaan air. Sikap ini tiada lain adalah merupakan perpindahan pusat titik berat (center of gravity) dan pusat titik apung (center of buoyancy). Baik di darat maupun di udara seseorang dapat membalik atau memutar dengan menggunakan pusat titik berat.
Di air, bagian dada adalah merupakan titik apung bagi seseorang. Bila seseorang pada sikap telentang secara horisontal dengan kedua tangan di samping tubuh, merupakan pusat dari seluruh titik berat berada di lokasi pinggul, maka titik berat cenderung bergerak di atas segmen tubuh dan secara individu menarik ke arah bawah. Rata-rata orang mempunyai sejumlah lokasi berat tubuh yaitu pada paha, kaki, kepala, dan bahu.
Berikut ini langkah belajar mengapung:
a. Saling berhadapan dengan teman, condongkan badan ke depan secara perlahan-lahan, buka kedua tungkai kaki dan lengan, sehingga mengapung seperti bentuk bintang. Temannya memberi bantuan dengan menyambut telapak tangannya bilamana mengalami kesulitan, kemudian lakukan latihan tersebut secara sendiri-sendiri;
b. Saling berhadapan dengan teman, melakukan latihan seperti tadi hanya sekarang posisi badan telentang, temannya menahan bagian belakang kepala, jika temannya mengalami kesulitan pada saat latihan, atau pada saat sulit bangun pada posisi berdiri kembali. Latihan diulang-ulang sampai dikuasai; dan
c. Latihan mengapung dengan mengubah sikap telentang ke sikap telengkup. Gerakan kepala ke atas atau tekuk lutut dan tarik tumit ke belakang.
5. Meluncur
Langkah berikutnya setelah menguasai cara pengambilan napas, dapat dilanjutkan dengan latihan meluncur. Latihan ini sangat diperlukan karena sangat bermanfaat untuk melatih keseimbangan tubuh di air. Bila orang tidak dapat menjaga keseimbangannya di air, dan bila dia tenggelam atau terjatuh di kolam yang dangkal saja tidak mampu untuk berdiri.
Latihan meluncur dapat dilakukan, sebagai berikut:
a. Berdiri tegak, kedua lengan lurus ke atas dirapatkan. Berdiri di tepi kolam dengan sikap membelakangi dinding kolam dan seluruh tubuh merapat ke dinding kolam. Salah satu kaki/telapak kaki menempel pada dinding untuk siap menolak. Luruskan kedua lengan ke atas di samping kepala dengan ibu jari tangan berkaitan satu sama lain. Tundukkan tubuh ke depan sampai di permukaan air lalu dorongkan kaki yang menempel di dinding kolam ke depan guna bertolak untuk meluncur. Biarkan luncuran tubuh sampai titik akhir luncuran baru kedua kaki diturunkan untuk berdiri;
b. Bungkukkan tubuh ke depan, dada sampai mengenai permukaan air. Tolakkan salah satu kaki ke dinding tembok, pertahankan sikap meluncur sampai berhenti. Ulangi latihan tersebut berulang kali;
c. Cara yang sama dapat dilakukan dari tengah-tengah kolam dengan dorongan kedua kaki dari dasar kolam, setelah luncuran habis kemudian berdiri dan lakukan berulang-ulang sampai ke pinggir kolam; dan
d. Latihan meluncur dari dinding kolam dapat dikembangkan dengan dorongan kedua kaki/telapak kaki yang sudah menempel di dinding kolam. Pada saat meluncur, tubuh dikatakan seimbang jika titik gaya berat dan titik gaya apung terletak pada satu garis verikal.
Kesalahan umum yang sering dilakukan saat meluncur, di antaranya:
a. Tolakan kaki lemah.
b. Sebelum kaki ditolakkan panggul sudah jauh dari dinding tembok.
c. Luncuran belum berakhir sudah dihentikan.
d. Otot-otot bagian tangan, leher, badan, dan tungkai kaki tidak rileks.
6. Melompat
Bentuk latihan melompat, diberikan jika latihan mengapung di tempat sudah dikuasai dengan baik. Pada saat akan melompat, posisi berdiri condongkan badan ke belakang kemudian melompat dengan mempertahankan sikap mengapung. Lakukan latihan ini sampai rasa takut hilang, dan dapat mengatasi air tidak masuk ke hidung.
0 comments:
Posting Komentar