Membuat Judul Penelitian
Karya: Rizki Siddiq Nugraha
Judul selain harus menarik, juga harus mencerminkan tema tulisan. Hal ini berarti sangat penting bagi pembaca. Setelah pembaca tertarik terhadap judul yang terpampang di majalah atau jurnal, maka pembaca ingin segera tahu apa isinya. Pembaca akan kecewa jika isi yang ditulis ternyata tidak sesuai atau menarik sebagaimana judulnya.
Terkadang peneliti membuat judul-judul yang bombastis, namun setelah ditelaah isinya sangat jauh dari judul. Memang, kadang kala untuk menarik pembaca, judul-judul seperti itu perlu, tetapi perlu diingat bahwa judul yang ditampilkan juga harus sesuai dengan tema tulisan.
Perhatikan judul-judul di bawah ini:
1. “Dinamika Masyarakat Kelas”. Ternyata hanya membahas keragaman latar belakang pada suatu kelas sampel.
2. “Sisi Lain Alkisah Harry Potter”. Ternyata hanya membahas unsur ekstrinsik dari novel Harry Potter.
3. “Mempelajari Dunia Hanya dalam Secarik Kertas”. Ternyata hanya membahas tentang penggunaan media peta.
Judul-judul tersebut memang sangat menarik, namun bisa jadi pembaca sangat kecewa karena isinya ternyata tidak seperti yang dibayangkan oleh pembaca sewaktu membaca judul. Judul penelitian sebaiknya juga tidak terlalu pendek. Mungkin judul-judul pendek hanya sesuai pada karangan, seperti novel, cerpen, dan puisi.
Judul harus relevan dengan topik dan pokok pikiran dari sebuah tulisan. Dengan membaca judul, seorang pembaca dapat menduga isi dari tulisan tersebut. Judul juga harus jelas maknanya. Bahasa, kata-kata yang dipilih hendaknya mudah dipahami maksudnya. Judul juga harus profokatif, artinya judul tersebut mampu memancing rasa ingin tahu pembaca sehingga tertarik untuk membaca. Selain itu, judul harus logis, artinya dari segi logika, makna yang terkandung dalam judul sebaiknya dapat dipertanggungjawabkan.
Judul berbeda dengan topik. Topik merupakan pokok pembicaraan atau masalah yang dibahas, sedangkan judul adalah kepala tulisan. Topik harus telah ditentukan sebelum mulai menulis, sedangkan judul tidak selalu seperti demikian. Judul dapat dibuat setelah tulisan selesai. Kadang kala meskipun judul telah ditentukan, dalam perjalanannya dapat terjadi revisi judul. Hal ini dilakukan agar judul sesuai dengan isi tulisan. Dengan demikian, judul memiliki kedudukan yang penting. Seringkali dengan membaca judul, pembaca memutuskan apakah ia akan membaca tulisan tersebut atau tidak.
Jika perumusan masalah sudah dapat ditetapkan, merumuskan judul penelitian tidak begitu sulit, asalkan memiliki kemampuan penguasaan bahasa Indonesia yang cukup baik. Judul yang lengkap, biasanya menunjukkan unsur-unsur berikut:
1. Masalah atau objek penelitian;
2. Subjek penelitian;
3. Lokasi penelitian;
4. Sifat penelitian; dan
5. Waktu penelitian.
Tidak semua unsur tersebut harus ada dalam sebuah judul. Hal tersebut tergantung kepada topik/rumusan penelitian itu sendiri. Secara garis besar ada dua hal yang harus diperhatikan dalam membuat judul, yaitu judul harus mencerminkan isi tulisan dan harus memiliki daya tarik yang kuat. Judul sebaiknya disusun dari kata kunci primer. Kata kunci primer merujuk pada kata atau kelompok kata yang merupakan intisari dari karya ilmiah. Adapun kata kunci sekunder adalah kata atau kelompok kata yang merupakan turunan dari kata kunci primer. Sebagai contoh, kita akan menyusun karya ilmiah yang berisi tentang penggunaan media peta konsep untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi puisi. Dari pokok pikiran tersebut kita mendapat kata kunci primer, yaitu peta konsep, hasil belajar siswa, dan materi puisi. Dari kata kunci hasil belajar siswa dapat diturunkan kata kunci sekunder, yaitu hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari kata kunci materi puisi dapat diturunkan kata kunci sekunder, yaitu pengertian puisi, jenis-jenis puisi, contoh puisi, dan sebagainya.
Berikut dipaparkan sejumlah contoh judul penelitian beserta komentar dan koreksi terhadap judul tersebut:
1. “Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa”
Judul ini memiliki kelemahan, yaitu penggunaan kata pengaruh. Kata pengaruh dalam judul kurang memberikan informasi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Sebab kata tersebut tidak menjawab pertanyaan pembaca tentang apakah hasilnya positif atau negatif. Bisa jadi pembaca menduga bahwa hasil penelitian tersebut membawa hasil positif. Namun, setelah membaca karya ilmiah tersebut pembaca dibuat kecewa. Ternyata tidak ada pengaruh apa-apa. Lebih kecewa lagi ternyata peneliti tidak menjelaskan mengapa tidak berpengaruh. Di sisi lain, penggunaan istilah hasil belajar siswa belum bisa menjabarkan hasil yang dimaksud dalam penelitian tersebut karena masih berarti terlalu luas. Hasil belajar tersebut apakah dari segi kognitif, afektif, psikomotor, atau malah ketiganya. Terlebih perlu ditambahkan penjelasan hasil belajar tersebut pada materi apa. Barangkali judul tersebut akan lebih informatf apabila ditulis: “Peningkatan Pemahaman Siswa terhadap Materi Gaya Pegas Melalui Penggunaan Metode Eksperimen”.
2. “Belajar dengan Sistem Kelompok”
Judul ini kurang menarik minat pembaca, karena judul tersebut tidak memberikan informasi tentang hasil pengelompokkan. Apakah baik atau tidak? Apakah dapat diaplikasikan atau tidak? Hal tersebut tidak jelas.
Judul penelitian biasanya diletakkan di awal proposal atau pada bagian halaman judul. Setiap bentuk proposal memiliki format halaman judul yang beragam. Oleh sebab itu, kita perlu memperhatikan format yang diminta. Secara umum, halaman judul memuat judul penelitian, alamat dan lokasi penelitian, nama organisasi, logo, dan nama peneliti.
0 comments:
Posting Komentar